AIMS proyeksikan realisasi kerja sama dengan NSK paling lambat di Q3-2021



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Akbar Indo Makmur Stimec Tbk harapkan kerja sama pelabuhan dengan Nuansa Sakti Kencana (NSK) serta pengelolaan aset tambang bisa dimulai kuartal III-2021. Hanya saja, perusahaan yang melantai di Bursa Efek Indonesia (BEI) dengan kode emiten AIMS ini mengaku masih terkendala dari sisi permodalan. 

Corporate Secretary AIMS Heriman Setyabudi sebelumnya berharap kerjasama bisa dilakukan lebih awal. NSK sendiri merupakan perusahaan pemegang izin Pelabuhan terminal khusus (tersus) dan terminal umum (terum) di Paser, Kalimantan Timur (Kaltim).

"NSK capexnya besar, minimal Rp 100 miliar, dimana mereka mengharapkan pendanaan bisa dari kami. Kalaupun ingin 50:50, kendala masih di atas kertas," ungkap Heriman dalam public exspose insidentil secara daring, Selasa (16/3).


Namun, jika capex ditanggung bersama dengan NSK, Heriman mengakut ke depan tidak menutup kemungkinan bagi AIMS untuk mencari pendanaan dari sumber internal meskipun ada risiko bunga pinjaman yang lebih tinggi. Adapun capex tersebut diperuntukkan untuk menambah conveyor membuat stockpile baru. Sedangkan representatif penyandang dana di Singapura juga memilih untuk wait and see terlebih dulu.

Baca Juga: Akbar Indo Makmur (AIMS) optimistis bukukan kinerja positif di 2021

Saat ini, NSK sendiri sudah memiliki conveyor dengan kapasitas 1.200 metrik ton per jam dan peralatan penghancur dan penyaringan berkapasitas 800 ton per jam di atas lahan seluas 10 hektare (ha). Adapun dermaga manual memiliki kapasitas muatan per 300ft tongkang yakni 7.500 metrik ton per jam. NSK sendiri merupakan pelabuhan baru yang mulai beroperasi di 2020.

Di tengah tahun yang berat akibat dampak pandemi Covid-19, upaya perusahaan untuk mendapatkan pendanaan dari domestik, apalagi perbankan diakui cukup sulit, lantaran harus memiliki jaminan sebanyak Rp 100 miliar. Untuk itu, AIMS dan NSK melihat adanya peluang untuk pengembangan Depo dimana AIMS nantinya akan menjadi operator pelabuhan, sembari menanti sumber pendanaan untuk kerjasama pelabuhan. 

"Paling telat (realisasi kerjasama) kuartal III-2021 sudah ada pergerakan, minimal groundbreaking-nya. Syukur kalau peluang kerjasama dengan investor lain untuk bangun Depo bisa jalan, maka sharing bisa dibagi bertiga dari total cost," tandasnya.

Selanjutnya: Ada lima saham yang berpotensi dihapus dari BEI, siapa saja?

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Handoyo .