JAKARTA. Aiptu Labora Sitorus tidak menyangka akan berurusan dengan hukum akibat penggunaan rekeningnya untuk menampung uang perusahaan milik keluarganya. Ia bercerita kepada wartawan di Sekretariat Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) Pembela Kesatuan Tanah Air (Pekat) bagaimana transaksi rekeningnya bisa begitu besar. Awalnya pada 2007 sang istri yang juga sebagai pengusaha membeli perusahaan PT Seno Adi Wijaya. Perusahaan tersebut bergerak di bidang minyak dan gas. Setelah menuai keuntungan dua tahun kemudian perusahaan yang dikelola istri, anak, dan adik iparnya tersebut mendirikan perusahaan baru bernama PT Rotua yang bergerak dalam bisnis kayu sekunder. "Jadi yang namanya melakukan seperti apa yang ditujukan itu (kepada saya), Saya tidak pernah melakukan itu. Kalau pun misalnya ada uang Rp 4-5 miliar di beberapa rekening atas nama saya itu adalah betul-betul kesepakatan keluarga saya baik itu sebagai komisaris, sebagai pelaksana atau direktur, artinya kesepakatan itu masuk ke rekening saya itu sifatnya sebagai fungsi kontrol," ungkapnya di Sekretariat Pekat, Harmoni, Jakarta Pusat, Jumat (17/5/2013) malam.
Memang Labora tidak pernah ikut campur langsung dalam perusahaan keluarga tersebut. Bahkan ia pun tidak masuk dalam jajaran pengurus perusahaan. Meskipun demikian, ia hanya sumbang saran kepada anggota keluarganya bagaimana perusahaan tersebut bisa berkembang dengan baik. Uang yang masuk ke rekening dirinya tidak serta merta digunakan seenak dirinya. Ia tetap melaporkan setiap ada uang yang masuk ke rekeningnya kepada istrinya. Begitu juga saat uang tersebut akan dikeluarkan. "Uang tersebut saya tidak menggunakannya semaunya saya kecuali kalau misalnya ada SMS banking masuk pemberitahuan sama saya, saya beritahukan masuk, namun penggunaan uang ini sesuai masing-masing punya jurusan yang bidang kayu bidang kayu, jurusan minyak jurusan minyak," terangnya. Dikatakan transaksi keuangan perbankannya lebih kepada menjalankan kesepakatan keluarga. "Namun saya yang benar, tidak benar melakukan seperti apa yang dituduhkan oleh publik," ucapnya. Uang Rp 5 miliar yang sebelumnya ada di rekening dirinya kini sudah hilang semenjak kepolisian melakukan penyidikan terhadap kasus BBM dan kayu yang dilakukan perusahaan yang dikelola keluarganya.