Air Asia akan menadah berkah dari hari raya



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Hari raya Idul Fitri diharapkan menjadi katalis bagi pertumbuhan pendapatan maskapai penerbangan Air Asia. Air Asia mensinyalir kinerja kuartal I-2018 mengalami penurunan jika dibandingkan tahun 2017 lalu.

Direktur Utama Air Asia Indonesia Dendy Kurniawan mengatakan, awal tahun 2018 ini sangat banyak tantangan yang harus dihadapi oleh industri maskapai. “Selain pelemahan rupiah terhadap dolar, awal tahun ini juga low season bagi kami,” katanya Rabu (25/4).

Dendy menduga low season di awal tahun dikarenakan penumpang menyimpan uangnya untuk keperluan perjalanan di musim libur, salah satunya lebaran. “Selain lebaran tidak lama dari itu kan libur anak sekolah di pertengahan Juli,” tambahnya.


Dendy mengakui saat libur lebaran, sudah dipastikan tiket Air Asia akan sangat mahal dikarenakan permintaan sangat tinggi.

Momentum itu diharapkan bisa menutup kinerja perusahaan di awal tahun 2018 ini. Ia juga berharap tren itu bisa berlangsung hingga kuartal IV 2018.

Terkait pelemahan rupiah terhadap dollar Amerika Serikat (AS) Dendy bilang hal ini cukup berdampak pada perusahaan. Maklum, sekitar 25% operasional maskapai berasal dari komponen pesawat. Padahal 100% komponen pesawat dari luar negeri. "Praktis pakai dollar," ujar Dendy.

Dampak itu disebut bisa langsung terasa bagi harga tiket pesawat. Kenaikan harga itu nantinya diikuti dengan menurunnya permintaan terhadap tiket pesawat. “Nah ini memang jadi sesuatu yang jadi tantangan,” imbuh Dendy.

Beruntung, Air Asia lebih banyak menangani penerbangan internasional ketimbang domestik. Dendy menyebut market share perusahaan di Indonesia hanya sekitar 3%-4%.

Oleh karenanya pihaknya sedikit tertolong karena banyak transaksi booking tiket menggunakan mata uang asing. “Tapi tidak bagi penerbangan internasional dari Indonesia ya,” tambahnya.

Agar permintaan terhadap tiket bisa bertahan, kenaikan harga tiket Air Asia akan dilakukan secara bertahap. Diharapkan rupiah bisa kembai menguat agar pendapatan Air Asia membaik.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Herlina Kartika Dewi