Air Bendungan Mulai Mengucur, Lahan Pertanian Semakin Subur



KONTAN.CO.ID -KUPANG. Keberadaan beberapa proyek bendungan di Nusa Tenggara Timur (NTT) menjadi angin segar bagi masyarakat setempat.

Terutama di musim kemarau, masyarakat di NTT tak perlu cemas lagi mengalami kekeringan. Terlebih, dari enam proyek bendungan yang dibangun pemerintah, tiga di antaranya sudah beroperasi.

Salah satunya Bendungan Raknamo yang berada di desa Raknamo, Kecamatan Amabi Oefeto, Kabupaten Kupang, NTT. Dengan kapasitas tampung air mencapai 14,09 juta meter kubik, bendungan Raknamo akan memenuhi kebutuhan air baku penduduk Kabupaten Kupang sebanyak 100 liter per detik.


Selain itu, bendungan Raknamo akan memberikan manfaat pengairan daerah irigasi seluas 1.250 hektare dan pembangkit listrik tenaga mikro hidro (PLTMH) dengan kapasitas 0,22 megawatt. Bendungan yang memiliki luas genangan 147,30 hektare ini, juga berperan untuk mitigasi banjir di kota Kupang dan sekitarnya. 

Fernando Rajagukguk, Kepala Balai Wilayah Sungai Nusa Tenggara II (BWS NT II) mengklaim, bendungan Raknamo telah berhasil meningkatkan kapasitas irigasi yang memungkinkan pertanian setempat untuk meningkatkan produktivitasnya hingga tiga kali lipat.

Distribusi air baku dari Bendungan Raknamo juga mampu memenuhi kebutuhan air minum masyarakat, yang sebelumnya sering menghadapi kesulitan akibat keterbatasan sumber air.

"Air baku memang salah satu permasalahan NTT. Bendungan akan membantu masyarakat mendapatkan air minum," kata Fernando, Senin (5/8).

Baca Juga: Melihat Progres Proyek Bendungan di Nusa Tenggara Timur

Semeuel Ahab, Kepala Unit Pengelola Bendungan (UPB) 5 NT II, menambahkan, saat ini bendungan Raknamo telah mengairi lebih dari 320 hektar lahan pertanian di sekitarnya. "Yang sudah merasakan manfaatnya pada masa tanam pertama sekitar 320 hektare dari rencana 841 hektar," kata dia.

Hofni M Djala, Ketua Kelompok Tani Oebatuinak di Kabupaten Kupang membenarkan pernyataan Fernando. Dia bilang, sejak bendungan diresmikan pada tahun 2021, petani lokal telah mengalami transformasi luar biasa dalam aktivitas di sektor pertanian.

Sebelumnya, kata Hofni, petani hanya mengandalkan curah hujan yang tidak menentu dan memiliki bendungan darurat yang terbatas untuk mendapatkan ketersediaan air secara alamiah. Namun, setelah bendungan Raknamo beroperasi, akses terhadap air menjadi lebih terjamin. 

Hofni, yang memiliki lahan pertanian berjarak sekitar 500 meter dari bendungan Raknamo menyebut, sebelumnya ia hanya dapat menanam jagung karena keterbatasan akses air. "Sekarang kami mengenal konsep musim tanam satu, dua, dan tiga, yang sebelumnya tidak kami ketahui," ungkap Hofni.

Yefri Dethan, anggota Kelompok Tani lain juga mengakui, sejak adanya Bendungan Raknamo, kualitas hasil pertaniannya semakin membaik.

Pria berusia 38 tahun ini memiliki lahan padi seluas 30 hektare. Saat KONTAN menyambangi sawahnya, Yefri baru merampungkan panen padi pada Juli 2024. 

Belum optimal

Selain memilki lahan padi, Yefri juga memiliki lahan cabai, pare hingga bawang merah dengan rata-rata luas tanah sekitar 30 hektare. "Dengan  bendungan ini, kami bisa mencatat tiga kali panen dalam setahun. Ini karena akses air yang lebih mudah dan pendidikan yang kami terima dari unit pengelola bendungan," sambungnya.

Tak hanya Raknamo, bendungan Temef juga bakal memberikan manfaat bagi masyarakat di Kabupaten Timor Tengah Selatan (TTS). Saat ini, progres pembangunan bendungan Temef sudah 99,05%. Jika rampung, bendungan yang memiliki volume tampung air 45,78 juta meter kubik ini bakal mengaliri lahan pertanian di sekitarnya. 

Penjabat Bupati Timor Tengah Selatan, Seprianus Edison Sipa mengatakan, Bendungan Temef tidak hanya akan memenuhi kebutuhan irigasi lahan pertanian. Lebih dari itu, bendungan dengan luas genangan 297,78 hektare ini, juga menjadi pendorong utama bagi pengembangan sektor pariwisata di TTS. 

Meski begitu, belum semua masyarakat di NTT merasakan manfaat bendungan. Egidius Moruk, Kepala Desa Fatuketi, Kecamatan Kakuluk Mesak, Kabupaten Belu. mengatakan, bendungan Rotiklot yang berada di wilayahnya belum memberikan manfaat optimal.

Edigius mencontohkan, pada musim tanam kedua, hanya sekitar 10 hektare dari 53 hektare lahan yang direncanakan dapat dialiri secara maksimal. "Jika semua air dialirkan, kualitas bendungan bisa terganggu dan bisa menyebabkan penurunan debit air bendungan," katanya.

Baca Juga: Pembebasan Lahan Bisa Diatasi, Bendungan Temef Siap Beroperasi

Masalah utamanya karena daya tampung bendungan tidak terlalu besar. Dia juga mencatat, ada kekurangan pada saluran irigasi di lapangan, yang membuat distribusi air jadi tidak merata. "Kami sudah melaporkan masalah ini ke pihak BWS, tapi solusi konkret belum ditemukan," tambahnya.

Fatuketi salah satu desa yang terpilih sebagai lokasi pengembangan program food estate. Saat ini, lahan potensial yang bisa dioptimalkan dari bendungan ini adalah sekitar 53 hektare untuk food estate yang terdiri dari 4 blok lahan.

Dengan variasi tanaman seperti jagung, cabai hingga sayuran dan difasilitasi sekitar 368 spriknle atau alat penyemprot air untuk mengairi lahan food estate.

Bobby Lianto, Ketua Kamar Dagang dan Industri (Kadin) NTT berharap, pembangunan enam bendungan di Pulau Timor dan Flores bisa memberikan efek positif bagi masyarakat lokal.

"Dengan adanya bendungan, kami berharap dapat mengatasi masalah distribusi air dan membuka peluang pengembangan sektor pertanian dan industri," kata Bobby.

Harapan senada diungkapkan Bobby Pitoby, Ketua Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) NTT. Dengan banyaknya proyek bendungan di NTT, akan memberi efek positif bagi sektor pertanian. Terlebih, mayoritas masyarakat NTT berkerja di sektor pertanian.  

Biaya 6 Bendungan di Nusa Tenggara Timur 

Nama Bendungan
Kontraktor Pelaksana
Biaya Pembangunan
PPn
Tahun Anggaran
Groundbreaking
Tanggal Peresmian
Bendungan Raknamo
PT Waskita Karya Tbk
Rp 759,400,000,000.
10%
2014 - 2018
Desember 2014
09 Januari 2018
Bendungan Rotiklot 
PT Nindya Karya - PT. Universal, KSO
Rp 496,984,000,000.
10%
2015 - 2019
Desember 2015
20 Mei 2019
Bendungan Napun Gete
PT Nindya Karya
Rp 931,438,332,000.
10%
2016 - 2021
Desember 2016
23 Februari 2021
Bendungan Temef 
 
Rp 2,762,407,827,251.
11%
2017 - 2024
Januari 2018
September 2024*
Paket 1
PT Waskita Karya Tbk-PT Bahagia Bangunnusa, KSO
Rp 935,088,999,251.
11%
2017 - 2022
Januari 2018
 
Paket 2
PT Nindya Karya-PT Bina Nusa Lestari, KSO
Rp 526,400,000,000.
11%
2017 - 2022
Januari 2018
 
Paket 3
PT Nindya Karya-PT Bina Nusa Lestari, KSO
Rp 790,600,000,000.
11%
2021 - 2023
November. 2021
 
Paket 4
PT Waskita Karya Tbk-PT Bahagia Bangunnusa-PT Guntur Satria Perkasa, KSO
Rp 510,318,828,000.
11%
2021 - 2024
Agustus 2022
 
Bendungan Manikin 
 
Rp 1.929.025,995,000.
11%
2018 - 2024
Januari 2019
November. 2024*
Paket 1
PT Wijaya Karya Tbk- PT Adhi Karya Tbk- PT Jaya Konstruksi, KSO
Rp 1,023,771,473,000.
11%
2018  2024
Januari 2019
 
Paket 2
PT PP Tbk-PT Ashfri-PT Minarta, KSO
Rp 905,254,522,000.
11%
2018  2024
Januari 2019
 
Bendungan Mbay
 
Rp 1,622,754,800,000.
11%
2021 - 2024
Maret 2022
Desember 2024*
Paket 1
PT Waskita Karya Tbk- PT Bumi Indah, KSO
Rp 770,589,764,000
11%
2021  2024
Maret 2022
 
Paket 2
PT Brantas Abipraya
Rp 852,165,036,000
11%
2021  2024
Maret 2022
 
Total biaya 6 bendungan di NTT
 
Rp 8,502,010,954,251
       
Keterangan: *Perkiraan, Sumber: Kementerian PUPR

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Dikky Setiawan