KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT AirAsia Indonesia Tbk masih akan melanjutkan ekspansi tahun ini sebagai perusahaan penerbangan setelah resmi tercatat di Bursa Efek Indonesia (BEI) lewat skema
backdoor listing. Perusahaan dengan kode emiten CMPP ini menargetkan bisa mengangkut penumpang sekitar 5,3 juta di 2018 atau tumbuh 13% dibandingkan pencapaian tahun lalu yakni sebanyak 4,7 juta. Target pertumbuhan jumlah penumpang tersebut sejalan dengan rencana perusahaan untuk mendatang dua armada baru yaitu pesawat dengan tipe Airbus 320 dan akan membuka empat rute baru tahun ini.
Dendy Kurniawan, Direktur Utama AirAsia Indonesia menyatakan, sebetulnya perusahaan ingin mendatangkan empat pesawat tahun ini. Namun karena kondisi Gunung Agung banyak berpengaruh terhadap penerbangan ke Bali dan ditambah dengan harga bahan bakar
jet fuel yang cenderung naik, membuat maskapai berbiaya murah ini hanya memastikan akan mendatangkan dua armada tahun ini. "Rencana tahun ini, kami sedikit konservatif dengan hanya tambah dua pesawat karena Gunung Agung banyak penerbangan ke Bali dibatalkan dan harga
jet fuel juga naik. Tetapi kalau di kuartal II, kondisi kita lihat membaik, kemungkinan akan kami akan tambah dua pesawat lagi," kata Dendy, Jumat (26/1). Dendy mengatakan, dua pesawat tersebut akan ditambah dengan skema
operating lease atau sewa operasi. Rencananya keduanya akan didatangkan pada Juli atau Juli 2018 untuk melayani penerbangan
high season di libur Lebaran. Saat ini, AirAsia Indonesia tercatat memiliki 15 armada pesawat dengan tipe yang sama yakni Airbus 320. Lima diantaranya dimiliki sendiri dan selebihnya merupakan pesawat sewa. Penambahan armada baru tersebut juga akan digunakan untuk mendukung rencana ekspansi rute yang akan dilakukan AirAsia Indonesia. Tahun ini, perusahaan berencana menambah empat rute baru dimana tiga diantaranya merupakan rute internasional dan satu rute domestik. Dendy menjelaskan, saat ini AirAsia Indonesia telah memiliki 27 rute penerbangan. Sebagian besar merupakan rute internasional atau sebanyak 20 lintasan. Dendy mengungkapkan, pihaknya memang lebih memfokuskan ekspansi rute internasional karena perusahaan menargetkan ingin menjadi maskapai dengan
international conectivity terbesar di Asia. "Kami ingin semua kota di Indonesia terkoneksi ke luar, makanya tahun ini kami lebih banyak tambah rute internasional, " jelasnya. Adapun rute internasional yang akan ditambah diantaranya Padang-Singapura dan Medan-Singapura. Sementara rute domestik yang akan dibuka adalah Jakarta-Medan. Sejalan dengan target pertumbuhan jumlah penumpang, AirAsia juga membidik pendapatan tahun ini tumbuh 13,4% dari pendapatan tahun lalu sebesar Rp 5,43 triliun. Sedangkan EBITDA margin ditargetkan sekitar 5%-6%. Adapun strategi CMPP untuk menjaga EBITDA margin di tengah harga bahan bakar yang cenderung naik adalah meningkatkam utilisasi armada menjadi 14 jam dari 13,2 jam saat ini. Maklum bahan bakar menyumbang 40% terhadap beban yang ditanggung AirAsia. "Kalau kita berhasil meningkatkan utilisasi ini maka efisiensinya cukup tinggi. Ini yang akan kita dorong." kata Dendy.
Selain akan terus eksoansi, CMPP juga berencana melakukan aksi korporasi untuk memenuhi aturan pasar modal dengan jumlah saham publik untuk emiten
(free float) minimal 7,5%. Seperti diketahui AirAsia masuk ke bursa saham lewat skema
backdoor listing. Perusahaan tersebut masuk lewat PT Rimau Multi Putra Pratama Tbk (CMPP) yang melakukan aksi korporasi
rights issue. Setelah masuk, Rimau Multi Putra Pratama kemudian berganti nama menjadi PT AirAsia Indonesia Tbk pada 3 Januari 2017. Setelah rampung
right issue, kepemilikan publik di emiten CMPP hanya 1,09%. Dendy mengaku telah berdiskusi dengan pihak otoritas pasar moda guna memenuhi persyaratan
freefloat atau dana tersebar di publik 7,5%. Untuk memenuhi itu, pihaknya akan menawarkan sahamnya ke investor strategis. "Rencana kita mau
roadshow ke dana pensiun,
financial institution juga," ujarnya. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Barratut Taqiyyah Rafie