Airbus dan Boeing Raih Pesanan Dalam Jumlah Besar di Farnborough Airshow



KONTAN.CO.ID - FARNBOROUGH. Ada banyak pesanan pesawat mengalir di Farnborough Airshow pada Selasa (23/7). Permintaan berlimpah tersebut membuktikan tekanan rantai pasokan dan keluhan dari maskapai penerbangan tentang penundaan pengiriman tidak membuat jumlah pesanan baru menurun.

Boeing misalnya mengatakan jika mendapat permintaan dari Qatar Airways dan Macquarie Airfinance. Sementara Airbus mendapatkan pesanan dari Japan Airlines dan Virgin Atlantic .

Qatar Airways memesan jet berbadan lebar yang cukup besar untuk pergantian tahun ini. Flydubai mengatakan kepada Reuters sedang dalam pembicaraan tahap awal dengan Airbus dan Boeing untuk memesan pesawat terbesar yang pernah ada.


Baca Juga: Vietjet & Airbus Sepakat Beli 20 Pesawat A330neo Rp120 Triliun di Farnborough Airshow

Para delegasi memperkirakan akan terjadi kesepakatan terbatas pada pameran industri penerbangan tahun ini. Dimana Airbus dan Boeing tengah meningkatkan produksi di tengah masalah rantai pasokan.

Keterlambatan pengiriman pesawat telah membatasi kemampuan beberapa maskapai penerbangan untuk memanfaatkan lonjakan perjalanan pasca pandemi yang menurut beberapa pihak mulai memudar.

Boeing khususnya harus mengurangi produksi karena berada di bawah pengawasan hukum dan peraturan setelah panel pesawat 737 MAX 9 terbaru meledak di udara pada bulan Januari.

Hal ini membuat beberapa maskapai penerbangan sangat frustrasi. "Jadi pada Maret, kami diberitahu bahwa 12 pesawat Anda sekarang akan menjadi delapan. Jadi sekarang pada bulan Juli, minggu lalu, kami diberitahu, dari delapan, kami sudah menerima empat dan kami tidak akan menerima lebih dari itu,” kata Ghaith al-Ghaith, CEO Flydubai. Dia mengeluh tentang penundaan pengiriman pesawat di Boeing.

"Dari sudut pandang kami, kami merasa frustrasi, dan kami merasa kami harus mengatakan sesuatu." kata al Ghaith. 

Ihssane Mounir, Wakil Presiden Senior rantai pasokan dan fabrikasi global di Boeing mengakui jika mereka gagal memenuhi janji kepada maskapai penerbangan tepat waktu. Namun dia menyebut Boeing sedang berupaya untuk kembali mendapatkan kepercayaan.

Baca Juga: Hingga Senin (22/7), Penerbangan Delta Air Masih Terganggu Karena Gangguan Siber

Terlepas dari permasalahan yang ada, banyak maskapai penerbangan yang ingin mendapatkan kesepakatan untuk pesawat yang lebih hemat bahan bakar di tengah perkiraan pertumbuhan pesat dalam perjalanan udara di tahun-tahun mendatang.

Qatar Airways mengatakan, pihaknya telah memesan 20 pesawat Boeing 777-9 menambah jumlah pesanannya di pabrikan pesawat AS menjadi hampir 100. Sebelumnya Qatar Airways memesan jet 777X.

Kesepakatan tersebut menurut perkiraan Cirium Ascend bernilai hampir US$$ 4 miliar dan sudah terdaftar dalam buku pesanan Boeing sebagai pelanggan yang tidak diketahui identitasnya.

Boeing juga mendapat pesanan 20 pesawat 737 MAX-8 dari Macquarie Airfinance, yang bernilai sekitar US$ 1 miliar.

Japan Airlines juga memesan 20 jet Airbus A350-900 dan 11 jet A321neo, dengan nilai lebih dari US$ 3 miliar, menurut data Cirium Ascend. Virgin Airlines juga memesan tujuh Airbus A330-900 senilai sekitar US$ 800 juta.

Baca Juga: Pesawat Boeing Kerap Mengalami Kendala, Begini Respons INACA

Al-Ghaith mengatakan Flydubai sedang dalam pembicaraan tahap awal untuk memesan pesawat terbesar yang pernah ada.

"Pesanan terakhir yang kami lakukan adalah 175 dan ini (yang berikutnya) akan menjadi yang terbesar, saya yakin,” ujarnya dalam sebuah wawancara. Flydubai mengumumkan pembelian 175 pesawat Boeing 737 MAX pada tahun 2017.

Sementara itu, CEO Qatar Airways Badr al Meer mengatakan akan memutuskan pesanan baru jet berbadan lebar sekitar akhir tahun ini atau pada kuartal pertama tahun 2025.

al Meer menambahkan perusahaan ini telah memutuskan untuk memperpanjang umur layanan jet Airbus A380 dan akan meningkatkan fasilitas dengan adanya WIFI.

Maskapai penerbangan berupaya mengoperasikan pesawat yang ada lebih lama karena para pembuat jet berjuang dengan tumpukan pesanan mereka. Consultancy Bain dalam sebuah laporan pekan lalu mengatakan, maskapai penerbangan menghadapi waktu tunggu terlama untuk pemeliharaan mesin di tengah kekurangan pesawat baru, sehingga menambah biaya mereka.

CEO British Airways Sean Doyle pada pameran dirgantara mengatakan maskapai penerbangannya "sangat waspada" terhadap pengiriman pesawat baru. "Namun saat ini pesawat kami secara umum tiba sesuai jadwal," kata dia. 

Baca Juga: The US will be More Careful in Aircraft and Combat Drone Development Projects

Editor: Avanty Nurdiana