Airlangga: Berbagai lembaga nilai pertumbuhan ekonomi Indonesia tahun depan positif



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Terkait pertumbuhan ekonomi Indonesia pada tahun 2021, Menteri Koordinator bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menyebut bahwa beberapa kelembagaan seperti IMF, World Bank, OECD dan ADB memproyeksikan tahun depan ada pertumbuhan positif bagi perekonomian nasional.

Pemerintah sendiri memproyeksikan adanya V curve atau kurva V dari pertumbuhan ekonomi di Indonesia. Airlangga menerangkan berbagai proyeksi di akhir tahun ini yaitu year to date dari IMF memproyeksikan -0,3%, kemudian World Bank memprediksikan 0%, ADB proyeksikan -1%, OECD -3,9% sampai -2,8%.

"Sedangkan di tahun 2021, secara year to date nya dari IMF sebesar 6,1%, dari World Bank 4,8%, dari ADB 5,3%, dan dari OECD 2,6% sampai 5,2%. Artinya berbagai kelembagaan menilai bahwa pertumbuhan ekonomi Indonesia di tahun depan akan positif. Tentu kita melihat berapa dalam terkait dengan kontraksi ekonomi kita dibandingkan negara lain," jelas Airlangga dalam Rakornas Kadin Indonesia pada Kamis (10/9).


Adapun dibanding negara lain, Indonesia dinilai relatif lebih tinggi dibanding peer country seperti Thailand yang pada dua kuartalnya mengalami pertumbuhan negatif semakin dalam ke -12%, kemudian Malaysia masuk ke -17%, Singapura -12%, Filipina -16% dan yang paling dalam ialah India dengan -23,90%.

Baca Juga: Menko Ekonomi: Pemerintah terus tingkatkan kapasitas rumah sakit dan faskes

Beberapa sektor industri disampaikan Airlangga masih berstatus positif seperti informasi dan komunikasi, utilitas, kesehatan, pertanian, pendidikan, dan jasa keuangan. Sedangkan sektor yang mengalami dampak terdalam dari segi pertumbuhan ialah akomodasi, restoran, makanan dan minuman, serta perhubungan.

"Tiga sektor tadi yang pertama kena dan terakhir recovery. Ini yang harus kita jaga di tiga sektor ini. Dampak terhadap PHK sudah 2,1 juta yang di PHK, kemudian pekerja migran yang ngga bisa kembali sebesar 34.000, dan data dirumahkan yang masih disipakan adalah 1,4 juta dan tentunya tingkat kemiskinan terjadi meningkat," jelasnya.

Selanjutnya: Pelaku usaha meminta Pemprov DKI Jakarta memberi stimulus dan relaksasi

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Handoyo .