Airlangga Hartarto Sebut Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Kuartal II/2023 Sangat Kuat



KONTAN.CO.ID -  JAKARTA. Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengatakan, pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal II 2023 sangat kuat dibandingkan dengan negara lain.

Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, perekonomian Indonesia pada kuartal II-2023 tumbuh 5,17% secara tahunan (YoY).

Pertumbuhan ekonomi pada kuartal II-2023 ini lebih tinggi bila dibandingkan dengan kuartal sebelumnya maupun periode yang sama tahun lalu.


Berdasarkan catatannya, pertumbuhan ekonomi Indonesia lebih baik jika dibandingkan dengan Vietnam yang sebesar 4,12%, Meksiko 3,66%, Amerika Serikat 2,70%, Taiwan 1,45%, Arab Saudi 1,10%, Korea Selatan 0,87 %, dan Singapura 0,70%.

Baca Juga: BPS Catat, Dampak Pemilu Mulai Terasa di Kuartal II/2023

“Dibanding negara lain pertumbuhan ekonomi Indonesia sangat kuat, dengan inflasi yang terkendali. Kita lihat inflasi kemarin kita di angka 3% itu masuk ke range APBN 3 plus minus 1%,” tutur Airlangga dalam konferensi pers, Senin (7/8).

Selain itu, Airlangga menyampaikan pertumbuhan ekonomi Indonesia juga tetap solid jika dibandingkan dengan China sebesar 6,3% atau Uzbekistan 5,6%, meskipun pertumbuhannya lebih tinggi.

Adapun penopang pertumbuhan ekonomi pada kuartal II ini didorong oleh beberapa hal, di antaranya konsumsi rumah tangga sebesar 5,23%, konsumsi Lembaga Non Profit yang melayani Rumah Tangga (LNPRT) 8,62%, konsumsi pemerintah 10,62%, dan Pembentukan Modal Tetap Bruto (PMTB) 4,63%.

“Peningkatan aktivitas masyakat selama lebaran libur maupun libur hari lainnya dan pembentukan modal tetap bruto cerminan aktivitas investasi dan juga pertumbuhan dari konsumsi pemerintah sebesar 10,62%,” jelasnya.

Baca Juga: Konsumsi Rumah Tangga Tumbuh 5,23% pada Kuartal II 2023, Ini Pemicunya

Kemudian dari segi lapangan usaha seluruh sektor juga mengalami pertumbuhan positif terutama pada sektor transportasi dan pergudangan yang ekspansif dua digit atau sebesar 15,28%.

Pada sektor industri, tertinggi masih pada industri pengolahan yang kontribusinya 18,25% dengan pertumbuhan sebesar 4,88%. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Noverius Laoli