KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Perusahaan Umum Lembaga Penyelenggara Pelayanan Navigasi Penerbangan (Perum LPPNPI) atau Airnav Indonesia telah melayani lebih dari 50.000 penerbangan selama peride Natal Dan Tahun Baru (Nataru) 2023/2024. Direktur Utama Airnav Indonesia Polana B Pramesti melaporkan pada periode 19-31 Desember 2023 sudah ada 51.398 penerbangan yang dilayani oleh Airnav Indonesia. Data tersebut dihimpun dari 51 posko cabang Airnav di seluruh Indonesia. "Adapun puncak arus mudik Natal telah terjadi pada 23 Desember 2023 dengan sebanyak 4.740 penerbangan," ungkap Polana dalam keteranganya, Senin (1/1).
Baca Juga: Giliran AirNav, ASDP, RNI hingga InJourney Peroleh Tambahan PMN dari Pemerintah Pada musim liburan Nataru 2023/2024 ini diperkirakan jumlah penerbangan akan naik sebesar 3,6% dibanding tahun 2022/2023 lalu, berdasarkan data permintaan extra flight dan slot penerbangan dari maskapai yang sudah masuk. Polana juga mengatakan pelayanan navigasi pasa musim liburan kali ini cukup lancar yang juga meningkatkan antusiasme masyarakat kembali menggunakan moda transportasi udara. Namun demikian, AirNav tetap mewaspadi banyaknya erupsi gunung di Indonesia seperti di Gunung Merapi dan Gunung Semeru yang dapat menghambat pelayanan penerbangan. Untuk itu, AirNav secara berkala menerbitkan ASHTAM (peringatan gunung berapi) untuk menjaga keselamatan penerbangan, dan berkoordinasi secara intensif dengan stakeholder terkait untuk perkembangan terkini, seperti pihak BMKG, operator bandara dan laporan dari pilot untuk menentukan sebaran abu vulkanik. “Kami waspada dan sangat intens melakukan koordinasi dengan BMKG atas setiap laporan erupsi gunung, pihaknya juga selalu mencatat dari laporan pilot terkait update wilayah mana saja yang terdampak atas erupsi gunung tersebu,t” kata Polana.
Baca Juga: Jumlah Penerbangan Tahun 2023 Meningkat 17% Selain itu, AirNav Indonesia juga menyiapkan seluruh personel dan fasilitas pelayanan navigasi penerbangan untuk menjaga kelancaran dan keselamatan penerbangan selama masa Nataru. Pemeriksaan harian dilakukan untuk kesiapan fasilitas dan SDM operasional, data & informasi penerbangan, fleksibilitas slot penerbangan, serta prosedur emergency atau tanggap darurat seperti cuaca buruk dan gunung meletus. “Para petugas di Posko mencatat dan melaporkan kejadian-kejadian signifikan, rekapitulasi data penerbangan, laporan operasional seperti notice to Airmen (NOTAM), gunung meletus (ASHTAM), Laporan Pilot (PIREP), dan insiden keselamatan penerbangan lainnya, yang akan kami evaluasi setiap harinya untuk meningkatkan kelancaran dan keselamatan penerbangan,” jelas Polana. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Herlina Kartika Dewi