JAKARTA. PT Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk (AISA) berupaya mengurangi beban bunga utang tahun depan. Emiten produsen makanan olahan dan distributor beras ini bakal menerbitkan obligasi senilai Rp 1 triliun. Mereka berencana mengalokasikan seluruh dana segar hasil penerbitan obligasi tersebut bagi pembiayaan kembali (refinancing) utangnya. "Penerbitan obligasi ini diperkirakan bisa menurunkan beban suku bunga sekitar 1% hingga 1,5%," ujar Sjambiri Lioe, Direktur Keuangan Tiga Pilar Sejahtera Food, beberapa waktu lalu. Emiten berkode saham AISA ini akan menggunakan laporan keuangan per September 2012. Kini, laporan keuangan AISA sedang dalam proses audit. Berdasarkan laporan keuangan per Juni 2012, jumlah utang bank AISA tercatat sebanyak Rp 946,56 miliar. Angka turun sekitar 9,25% dari posisi akhir 2011 yang sebesar Rp 1,04 triliun. Dari jumlah utang tersebut, utang perbankan AISA yang jatuh tempo dalam satu tahun mencapai Rp 251,08 miliar. Sisanya adalah utang yang jatuh tempo lebih daripada satu tahun. Sampai saat ini, PT Bank Mandiri Tbk masih menjadi kreditur terbesar AISA dengan nilai pinjaman Rp 366,44 miliar. Bunga yang mereka kenakan sekitar 10,5% per tahun. Nah, dengan komposisi utang di atas, beban bunga dan keuangan AISA per Juni 2012 yang harus dibayar mencapai Rp 72,54 miliar. Jumlah ini justru meningkat 21,61% dibandingkan periode yang sama tahun 2011 sebesar Rp 59,65 miliar. Sjambiri belum mau merinci pokok utang yang mana saja yang akan mereka selesaikan lebih dulu. Namun yang jelas, utang berbunga tertinggi akan menjadi prioritas. Selain Bank Mandiri, kreditur AISA yang lain adalah Bank UOB Buana, Rabobank International Indonesia, dan Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia. "Yang jelas refinancing itu dilakukan untuk mempercepat pembayaran pokok," kata Sjambiri. Saat ini, AISA tengah menunggu hasil pemeringkatan (rating) dari obligasinya tersebut. Manajemen juga masih memilih penjamin emisi pelaksananya. Bila tak ada aral melintang, obligasi AISA akan terbit kuartal I-2013. Tenor obligasi sekitar lima tahun. Hingga akhir 2012, AISA menargetkan laba bersih Rp 212 miliar atau naik 67% dari tahun 2011 senilai Rp 126,9 miliar. Bisnis makanan ringan merek Taro diharapkan bisa menyumbang 62% dari penjualan tahun ini yang ditargetkan mencapai Rp 2,93 triliun. Tahun depan, AISA menargetkan penjualan sebesar Rp 5 triliun yang disumbang dari divisi pangan sebesar Rp 1,5 triliun. Sementara, divisi beras ditargetkan menyumbang Rp 1,4 triliun, dan sisanya berasal dari divisi perkebunan kelapa sawit. AISA mengalokasikan belanja modal sekitar Rp 742 miliar di 2013. Pukul 14.05 hari ini (28/11), harga saham AISA turun 1,9% ke posisi Rp 1.030 per saham. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: