AISA bangun pabrik beras Rp 600 miliar



JAKARTA. PT Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk (AISA) berencana menambah kapasitas pabrik beras. Perseroan akan membangun dua pabrik beras baru di Kabupaten Sidrap dan Bone, Sulawesi Selatan.

Direktur Keuangan AISA Sjambirie Lioe mengatakan, pembangunan pabrik ini sempat mundur dari jadwal semula dan baru akan dimulai pada semester dua tahun depan. Nilai investasi keduanya mencapai Rp 600 miliar.

Rencananya, kedua pabrik itu memiliki kapasitas produksi sekitar 240.000 ton beras per tahun. Jika tak ada aral melintang, pabrik akan mulai beroperasi pada tahun 2018 mendatang. Pembangunan pabrik beras merupakan bagian dari rencana AISA yang mulai fokus pada bisnis beras kemasan ketimbang beras curah.


Pasalnya, beras kemasan bisa memberikan marjin yang lebih tinggi. Hitungan AISA, marjin laba beras kemasan bisa mencapai 18%. "Sementara jenis beras sebelumnya yaitu beras curah, hanya sekitar 12%," ujar Sjambiri di Jakarta, Selasa (20/9).

Kini, beras kemasan menyumbang sekitar 28% hingga 29% terhadap total pendapatan beras AISA. Padahal di tahun lalu, kontribusi penjualan beras kemasan baru sekitar 17% dari total penjualan beras perseroan.

Salah satu produk beras kemasan yang menjadi andalan AISA adalah beras dengan merek "Maknyuss". Perseroan ini mempromosikan produk tersebut melalui Mitra Usaha Maknyuss. Menurut Sjambiri, promosi melalui mitra membuat distribusi beras produk perseroan ini lebih baik.

Konsumen bisa membeli melalui perorangan, tidak hanya melalui toko. Hingga semester satu lalu, AISA mencetak laba bersih sebesar Rp 256 miliar. Jumlah itu naik 30,6% dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar Rp 195,9 miliar.

Kenaikan laba bersih tersebut sejalan dengan pendapatan yang tumbuh 14% year on year menjadi Rp 3,6 triliun. Penjualan dari bisnis beras mencapai Rp 2,4 triliun atau 67% dari total pendapatan AISA.

Lalu, penjualan makanan ringan dan bihun mencapai Rp 1,1 triliun. Sementara pendapatan lainnya berasal dari bisnis perkebunan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Barratut Taqiyyah Rafie