JAKARTA. PT Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk (AISA) masih fokus ekspansi di bisnis beras. Selain mendorong penambahan kapasitas pabrik, AISA juga tengah membidik untuk membangun sawah dan pabrik pengolahan beras di Papua. Direktur Keuangan AISA, Sjambiri Lioe mengatakan, AISA ingin berkontribusi dalam program pemerintah yang akan membangun kawasan pangan terpadu di daerah tersebut. "Pemerintah mau membangun di sana, kami ingin ikut partisipasi," ujarnya di Jakarta, Selasa (16/6). Ia mengaku, AISA menjadi salah satu perusahaan yang diundang untuk berpartisipasi dalam proyek tersebut. Jika terealisasi, AISA juga akan membangun pabrik pengolahan beras di daerah itu. Namun, karena masih dalam tahap kajian, Sjambiri juga masih belum bisa mengatakan berapa perkiraan dana investasi untuk ekspansi tersebut. Seperti diketahui, pemerintah berencana membangun daerah pangan terpadu seluas 1,2 juta hektare (ha). Perusahaan swasta mendapat jatah 25% dari total lahan. AISA memang berencana menggenjot bisnis berasnya. Perseroan menargetkan membiliki 17 lini pabrik beras dengan total kapasitas 2 juta ton per tahun. Dus, pangsa pasar bisnis berasnya dapat meningkat dari 1% menjadi 5% di tahun 2020. Rencananya, AISA melalui anak usahanya TPS Rice akan membangun 11 pabrik beras terhitung tahun depan sampai lima tahun mendatang. Investasinya bisa menelan biaya sekitar Rp 6 triliun sampai Rp 7 triliun. Untuk penambahan modal, AISA bisa melakukan right issue atau Initial Public Offering (IPO) anak usahanya. Namun, Sjambiri mengaku tak perlu melakukan penambahan modal saat ini. Dalam waktu dekat, AISA cenderung memilih untuk mencari utang bank. Sjambiri pun bilang bahwa bahwa pihaknya telah didekati beberapa bank asing. Saat ini, AISA telah memiliki 3 pabrik beras yaitu PT Jatisari Srirejeki di Cikampek, Jawa Barat, PT Indo Beras Unggul di Cikarang, Jawa Barat, dan PT Sukses Abadi Karya Inti di Sragen, Jawa Tengah. Total kapasitas terpasangnya adalah 480.000 ton per tahun. Tahun ini, AISA berencana membangun 3 pabrik yang terdiri dari 2 pabrik dengan kapasitas 240.000 ton di Sidrap, Sulawesi Selatan dan 90.000 ton di Bone, Sulawesi Selatan. Untuk itu, investasi yang perlu dirogoh adalah Rp 682 miliar. Tiga pabrik tersebut ditargetkan rampung Juni 2016. Nantinya, kapasitas pabrik beras AISA akan menjadi 810.000 ton per tahun. Pada tahun ini, AISA menargetkan bisa mengantongi pendapatan sebesar Rp 7,3 triliun atau naik 44,2% dibandingkan 2014 sebesar Rp 5 triliun. Dari jumlah itu, divisi beras diharapkan bisa menyumbang pendapatan Rp 4,5 triliun atau 61,6% total pendapatan. Selain ekspansi bisnis beras, AISA juga mengincar akuisisi dua perusahaan makanan dan minuman di Malaysia dan Vietnam. Untuk akuisisi ini AISA menyiapkan dana sekitar US$ 80 juta. Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
AISA bidik bisnis beras di Papua
JAKARTA. PT Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk (AISA) masih fokus ekspansi di bisnis beras. Selain mendorong penambahan kapasitas pabrik, AISA juga tengah membidik untuk membangun sawah dan pabrik pengolahan beras di Papua. Direktur Keuangan AISA, Sjambiri Lioe mengatakan, AISA ingin berkontribusi dalam program pemerintah yang akan membangun kawasan pangan terpadu di daerah tersebut. "Pemerintah mau membangun di sana, kami ingin ikut partisipasi," ujarnya di Jakarta, Selasa (16/6). Ia mengaku, AISA menjadi salah satu perusahaan yang diundang untuk berpartisipasi dalam proyek tersebut. Jika terealisasi, AISA juga akan membangun pabrik pengolahan beras di daerah itu. Namun, karena masih dalam tahap kajian, Sjambiri juga masih belum bisa mengatakan berapa perkiraan dana investasi untuk ekspansi tersebut. Seperti diketahui, pemerintah berencana membangun daerah pangan terpadu seluas 1,2 juta hektare (ha). Perusahaan swasta mendapat jatah 25% dari total lahan. AISA memang berencana menggenjot bisnis berasnya. Perseroan menargetkan membiliki 17 lini pabrik beras dengan total kapasitas 2 juta ton per tahun. Dus, pangsa pasar bisnis berasnya dapat meningkat dari 1% menjadi 5% di tahun 2020. Rencananya, AISA melalui anak usahanya TPS Rice akan membangun 11 pabrik beras terhitung tahun depan sampai lima tahun mendatang. Investasinya bisa menelan biaya sekitar Rp 6 triliun sampai Rp 7 triliun. Untuk penambahan modal, AISA bisa melakukan right issue atau Initial Public Offering (IPO) anak usahanya. Namun, Sjambiri mengaku tak perlu melakukan penambahan modal saat ini. Dalam waktu dekat, AISA cenderung memilih untuk mencari utang bank. Sjambiri pun bilang bahwa bahwa pihaknya telah didekati beberapa bank asing. Saat ini, AISA telah memiliki 3 pabrik beras yaitu PT Jatisari Srirejeki di Cikampek, Jawa Barat, PT Indo Beras Unggul di Cikarang, Jawa Barat, dan PT Sukses Abadi Karya Inti di Sragen, Jawa Tengah. Total kapasitas terpasangnya adalah 480.000 ton per tahun. Tahun ini, AISA berencana membangun 3 pabrik yang terdiri dari 2 pabrik dengan kapasitas 240.000 ton di Sidrap, Sulawesi Selatan dan 90.000 ton di Bone, Sulawesi Selatan. Untuk itu, investasi yang perlu dirogoh adalah Rp 682 miliar. Tiga pabrik tersebut ditargetkan rampung Juni 2016. Nantinya, kapasitas pabrik beras AISA akan menjadi 810.000 ton per tahun. Pada tahun ini, AISA menargetkan bisa mengantongi pendapatan sebesar Rp 7,3 triliun atau naik 44,2% dibandingkan 2014 sebesar Rp 5 triliun. Dari jumlah itu, divisi beras diharapkan bisa menyumbang pendapatan Rp 4,5 triliun atau 61,6% total pendapatan. Selain ekspansi bisnis beras, AISA juga mengincar akuisisi dua perusahaan makanan dan minuman di Malaysia dan Vietnam. Untuk akuisisi ini AISA menyiapkan dana sekitar US$ 80 juta. Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News