AISA tahan ekspansi beras



JAKARTA. PT Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk (AISA) ingin menahan ekspansi pabrik berasnya. Saat ini, AISA tengah melakukan pembangunan pabrik di Sulawesi Selatan. Pabrik yang menelan biaya investasi Rp 682 miliar itu diperkirakan rampung pertengahan 2016.

"Setelah Sulawesi, AISA akan stop buat pabrik," Direktur Keuangan AISA Sjambiri Lioe.

Ia menjelaskan, ada dua jenis beras yang AISA jual yakni beras dengan kemasan dan beras dengan karung. Saat ini, beras dalam kemasan hanya berkontribusi sekitar 10% sampai 11% dari penjualan AISA.


Padahal, beras dalam kemasan memiliki margin yang lebih tebal dibanding karungan. Menurut Sjambiri, margin beras kemasan yaitu 25% dan beras karungan adalah 13%.

Oleh karena itu, AISA menargetkan beras dalam kemasan dapat menyumbang 70% penjualan. Apabila sudah tercapai, maka saat itulah AISA akan kembali berekspansi di bisnis beras. Sjambiri memperkirakan, target penjualan beras kemasan ini dapat terpenuhi di awal 2018.

Saat ini, beras tampak menjadi penyumbang terbesar pendapatan AISA. Pada kuartal ketiga 2015, pendapatan beras AISA yakni sebesar Rp 3,07 triliun. Angka tersebut berporsi 68,22% dari total pendapatan AISA.

Namun dengan terlalu agresifnya AISA di bisnis beras, Sjambiri menyadari bahwa investasi yang digelontorkan cukup besar. Nah, besarnya anggaran belanja modal atau capital expenditure (capex) beras ini membuat tingginya utang perseroan. Menurut Sjambiri, utang anak usaha beras AISA adalah sekitar Rp 800 miliar.

Ia mengatakan, AISA mengkaji untuk melakukan sharia warehouse financing. Sehingga utangnya seakan-akan 'diparkir' di luar perusahaan. Menurutnya, di Indonesia belum ada yang pernah melakukan skema ini. Namun produknya sudah ada di bank atau lembaga pembiayaan.

Dalam jangka panjang, AISA juga berencana melakukan penawaran saham perdana atau Initial Public Offering (IPO) anak usaha berasnya, TPS Rice. Namun Sjambiri menilai bahwa IPO anak usaha beras akan dilakukan jika kinerjanya sudah bagus. "Inginnya IPO anak usaha bisnis snack dulu," tandas dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Yudho Winarto