AISA target jualan Taro Rp 840 miliar di 2015



JAKARTA. PT Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk (AISA) berharap banyak dari penjualan snack Taro. Penjualan dari Taro diharapkan bisa melambung hingga tiga kali lipat di tahun depan karena adanya perluasan pabrik dan penambahan mesin baru.

Direktur Keuangan AISA Sjambiri Lioe mengatakan, saat ini AISA bisa mereguk Rp 38 miliar per bulannya dari penjualan Taro. Artinya, di tahun ini omzet makanan ringan Taro bisa tembus Rp 456 miliar.

Nah, dalam waktu dekat, perseroan akan menambah tiga mesin baru dan memperluas pabrik Taro di Jawa Tengah. AISA sudah menyiapkan dana hingga Rp 150 miliar untuk ekspansi bisnis ini.


Dengan penambahan kapasitas itu, omzet Taro bisa bertambah Rp 30 miliar per bulannya menjadi Rp 68 miliar per bulan dan ditargetkan bisa mencapai Rp 70 miliar per bulan pada akhir Kuartal I 2015. "Sehingga, di tahun depan, penjualan Taro bisa mencapai Rp 840 miliar," kata Sjambiri kepada KONTAN, Selasa (2/9).

Menurutnya, penjualan Taro masih belum merata. AISA membidik pasar baru di sekitar Jawa terutama Jawa Timur. AISA juga berencana memasarkan snack Taro ke luar negeri seperti Malaysia dan China. 

Taro memang menyumbang pendapatan cukup besar untuk AISA. Hingga Kuartal I 2014, sumbangan pendapatan dari bisnis manufaktur makanan termasuk Taro mencapai 41% dari pendapatan AISA. 

Informasi saja, AISA mengakuisisi Taro dari Unilever sebesar Rp 250 miliar pada tahun 2011. Tahun ini, AISA menargetkan divisi beras menyumbang pendapatan Rp 3,5 triliun. Lalu, divisi makanan menyumbang pendapatan Rp 2,5 triliun dan minyak kelapa sawit Rp 200 miliar. 

Bukan cuma mendorong penjualan Taro, AISA juga membuka segmen bisnis baru yakni minuman susu kemasan melalui usaha patungan. AISA berkomitmen untuk menerima 3.400 ton per bulan susu segar dari pusat pertanian dari 7.800 ton kapasitas produksi yang sudah disiapkan. Saham AISA tak bergerak dari level Rp 2.505 pada perdagangan Selasa (2/9).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Yudho Winarto