AISA targetkan pendapatan tumbuh 17% di 2017



JAKARTA. PT Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk (AISA) optimistis dapat memperoleh pendapatan sebesar Rp 7,6 triliun sampai akhir tahun 2017. Target ini tumbuh 16,9% dibandingkan pendapatan tahun lalu yang sebesar Rp 6,5 triliun.

Hal ini disebabkan kinerja AISA tahun lalu yang di atas ekpektasi. Pendapatan di 2016 tumbuh 8,9% menjadi Rp 6,5 triliun dibanding 2015. Begitu juga laba bersih yang tumbuh 83,5% menjadi Rp 593 miliar.

Sjambiri Lioe, Direktur Keuangan AISA mengungkapkan, kenaikan penjualan terbesar tahun ini berasal sari produk bihun yang diproyeksikan naik di atas 20%. "Produk makanan lain seperti mi dan makanan ringan juga masing-masing akan mengalami kenaikan sekitar 10%," ungkapnya saat dihubungi KONTAN, Kamis (20/7).


Kinerja ini, menurut Sjambiri juga akan ditunjang dengan selesainya pembangunan pabrik baru di Solo, Jawa Tengah. Saat ini pabrik sudah memasuki percobaan produksi namun masih menunggu keluarnya nomor BPOM. Jika sesuai aturan, pada Desember tahun ini pabrik ini bisa mulai berproduksi. "Mudah-mudahan bisa di Oktober akhir," lanjutnya.

Pabrik baru di Solo ini akan digunakan AISA untuk memproduksi Capri Sun, produk minuman kantong asal Jerman dengan kapasitas sebanyak 12.000 kantong per jam. Nilai investasi untuk proyek ini adalah Rp 100 miliar.

Sementara pembangunan dua pabrik baru di Sulawesi Selatan, yaitu di Sidrap dan Bone yang harusnya dibangun tahun ini telah ditunda. Menurut Sjambiri, produksi telah dipindahkan ke prioritas di pabrik yang ada. Kebutuhan penambahan kapasitas produksi juga dinilai belum ada.

Menurut Sjambiri, kapasitas produksi ini nanti akan tergantung proses penjualan beras branded pack. Sedangkan sampai saat ini total kapasitas produksi AISA sebesar 480.000 ton per tahun dan utilisasi masih dikisaran 68%-69%.

Sebelum penundaan ini AISA berencana menganggarkan belanja modal atau capital expenditure (capex) senilai Rp 600 miliar di 2017 untuk proyek dua pabrik ini. Secara total, tahun ini AISA mengalokasikan anggaran Rp 560 miliar. Anggran ini bakal dibagi dua, yaitu untuk ekspansi bisnis makanan sebesar Rp 465 miliar dan investasi bisnis beras Rp 95 miliar. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Rizki Caturini