KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Asosiasi Industri Sepeda Motor Indonesia (AISI) meyakini penjualan sepeda motor nasional akan terus melaju sampai akhir tahun 2023. Seperti yang diketahui, penjualan motor nasional sepanjang Januari-Agustus 2023 mencapai 4.211.737 unit. Penjualan ini melonjak 36,17% year on year (YoY) dibandingkan penjualan motor pada periode yang sama tahun sebelumnya yakni 3.092.900 unit. Khusus bulan Agustus 2023, penjualan motor nasional tercatat sebanyak 534.379 unit atau meningkat 12,40% dibandingkan penjualan bulan Juli 2023 yakni sebanyak 475.428 unit.
Ketua Bidang Komersial AISI Sigit Kumala mengatakan, peluang peningkatan penjualan motor di Indonesia masih sangat terbuka pada sisa 2023. Ini dengan catatan bahwa pertumbuhan ekonomi nasional tetap stabil di kisaran 5% dan inflasi terjaga, sehingga daya beli masyarakat tetap kuat.
Baca Juga: Penjualan Sepeda Motor Nasional Tumbuh 12,40% pada Agustus 2023 Bila berkaca pada kondisi saat ini, AISI memperkirakan penjualan motor nasional bisa mencapai kisaran 5,8 juta unit sampai 6 juta unit pada akhir 2023. Angka ini lebih tinggi dari proyeksi penjualan motor nasional 2023 yang sebelumnya pernah diungkap AISI sekitar 5,6 juta unit hingga 5,8 juta unit. "Untuk mencapai target tersebut, setidaknya penjualan motor harus bisa berada di kisaran 450.000 unit per bulannya," ujar Sigit, Selasa (12/9). AISI juga meyakini tren penjualan motor konvensional akan tetap positif di tengah banyaknya merek motor listrik yang meramaikan pasar otomotif. Ini mengingat banyak masyarakat yang masih membutuhkan motor dengan harga terjangkau untuk keperluan transportasi sehari-hari. Di sisi lain, AISI menyoroti penurunan ekspor motor nasional sebesar 23,51% YoY pada Januari-Agustus 2023 menjadi 377.412 unit. Menurut Sigit, hal ini lebih disebabkan adanya penyesuaian dari beberapa negara tujuan ekspor yang meminta produsen motor Indonesia untuk mengirim produk dalam bentuk tidak utuh atau completely knock down (CKD) pada 2023.
Baca Juga: Produsen Motor Listrik Genjot Kapasitas Produksi Pasca Syarat Subsidi Dipermudah "Tahun lalu ekspor motor dari Indonesia lebih didominasi oleh CBU. Tapi sekarang sekitar 60% negara tujuan ekspor meminta produk CKD," ungkap dia. Ia menilai, pada dasarnya produsen sekaligus eksportir motor tetap punya potensi keuntungan yang optimal tatkala menjual produk CKD ke luar negeri. Hanya saja, mereka harus bekerja lebih keras ketika hendak mengekspor motor dalam bentuk CKD, karena produk yang dikirim masih berupa kumpulan komponen dan belum dirakit utuh. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Herlina Kartika Dewi