Aismoli Minta Tambahan Kuota Subsidi Motor Listrik Sebanyak 50 Ribu Unit Lagi



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Asosiasi Industri Motor Listrik (Aismoli) mengajukan permintaan kepada pemerintah untuk segera menambah kuota subsidi motor listrik sebanyak 50.000 unit pada bulan Agustus ini. 

Ketua Umum Aismoli, Budi Setiadi, mengungkapkan bahwa kuota subsidi yang tersedia saat ini hampir habis, sehingga penambahan tersebut sangat penting untuk memenuhi tingginya permintaan dari masyarakat.

"Saya berharap kuota bisa ditambah 50 ribu unit lagi dan segera dilakukan pada bulan Agustus ini. Namun, jika hanya dapat ditambah 10-20 ribu unit saja, itu juga tidak masalah," ujar Budi saat berbicara kepada KONTAN pada Senin (12/8).


Lebih lanjut, Budi menambahkan bahwa kemampuan produksi dari asosiasi dan para anggotanya cukup besar, sehingga memerlukan tambahan kuota yang signifikan. 

Berdasarkan data yang diterima Aismoli, hingga saat ini jumlah sepeda motor listrik bersubsidi Rp7 juta yang telah didistribusikan kepada konsumen mencapai 47.799 unit. 

Baca Juga: Motor Listrik Subsidi Makin Laris di Pasar

Ia memperkirakan bahwa lebih dari 50 persen konsumen memilih untuk membeli motor listrik karena harga yang terjangkau.

Budi juga menjelaskan bahwa motor listrik dengan harga terjangkau, terutama yang menggunakan baterai SLA, banyak diminati oleh konsumen. 

"Saat ini, harga rata-rata motor listrik dengan baterai SLA berkisar antara Rp13 juta hingga Rp15 juta. Dengan subsidi Rp7 juta, harga akhir untuk konsumen bisa turun menjadi sekitar Rp8 juta," jelasnya.

Namun demikian, Budi mengingatkan bahwa meskipun terdapat motor listrik dengan harga sekitar Rp3 juta, produk tersebut mungkin tidak memenuhi standar kualitas yang baik. 

"Harga Rp3 juta lebih cocok untuk sepeda listrik daripada sepeda motor listrik. Masyarakat harus berhati-hati dalam memilih," tambahnya.

Menurut Budi, produsen seperti Sellis, Unet, Unify, Molitron, dan Yadea banyak menawarkan motor listrik dengan harga yang wajar dan memenuhi skema subsidi pemerintah. 

Namun, konsumen tentu akan mempertimbangkan kebutuhan dan kenyamanan sebelum membeli. 

Ia juga menekankan bahwa masyarakat perlu memahami bahwa sepeda motor listrik seperti Honda dan Alva, yang harganya di atas Rp30 juta, menawarkan kualitas dan kenyamanan yang berbeda.

"Jadi, masyarakat yang memilih motor listrik tentunya lebih mengutamakan kualitas, masa pakai, dan jarak tempuh. Sebagai contoh, baterai lithium bisa menempuh jarak sekitar 100 km tanpa pengisian ulang, sedangkan baterai SLA hanya mampu menempuh 60-70 km sebelum harus diisi ulang," ungkapnya.

Baca Juga: Penjualan Moncer, Kuota Motor Listrik Bersubsidi Hampir Penuh

Lebih lanjut, Budi menjelaskan bahwa motor listrik dengan baterai SLA yang memiliki harga terjangkau, berkisar antara Rp7 hingga Rp15 juta, sudah cukup sesuai untuk kebutuhan rutin seperti pergi sekolah atau bekerja. 

"Namun, jika motor listrik tersebut digunakan untuk kegiatan usaha seperti ojek online atau pengantaran makanan, mungkin akan lebih baik memilih motor listrik dengan harga premium di atas Rp20 juta, yang dapat menempuh jarak 100 km dalam satu kali pengisian baterai," tambahnya.

Dengan demikian, Budi kembali menegaskan harapannya agar kuota subsidi segera ditambah. 

Ia meyakini bahwa penambahan kuota subsidi akan membantu memenuhi permintaan dan mendukung transisi menuju kendaraan listrik di Indonesia. 

"Seharusnya sekarang (Agustus) dibuka lagi pendaftaran kuota subsidi yang baru, dengan tambahan 50 ribu unit," tutupnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Handoyo .