Ajaib Kripto Prediksi Harga Bitcoin Berpotensi Lanjutkan Reli ke US$ 40.000



KONTAN.CO.ID – JAKARTA. Dalam sepekan terakhir, pasar kripto mengalami fluktuasi yang signifikan. Gejolak ini dipengaruhi antisipasi data ekonomi Amerika Serikat (AS) dan keputusan kebijakan The Federal Reserve. 

Di pekan lalu, harga Bitcoin (BTC) turun ke bawah US$ 35.000 sebelum pulih dan melewati US$ 36.000 di pertengahan minggu. Sementara itu, harga Ethereum (ETH) sempat turun ke bawah US$ 2.000 namun masih kuat bertahan di atas US$ 1.900.

Selasa (21/11) pukul 14.00 WIB, harga Bitcoin berada di sekitar US$ 37.379, naik tipis 0,47% dalam 24 jam terakhir. Sementara, Ethereum kembali naik di atas US$ 2.000 yakni bertengger di level US$ 2,015 atau naik 0,37% dalam 24 jam terakhir. 


Financial Expert Ajaib Kripto Panji Yudha mengatakan, harga Bitcoin masih memiliki potensi untuk melanjutkan reli ke US$ 40.000 apabila mampu breakout resistance pada level US$ 37.950. Namun jika gagal breakout resistance tersebut, harga Bitcoin berpotensi turun kembali ke level support di US$ 36.000, yang juga dekat dengan support dinamis MA-20.

Baca Juga: Perlakuan Pajak Tinggi Menurunkan Minat Investor Bertransaksi Kripto di Indonesia

Sementara, harga Ethereum berpotensi menguat menuju resistance US$ 2.130 apabila mampu bertahan di harga psikologis supportnya di US$ 2.000.

Panji turut melihat terjadinya aktivitas signifikan di pasar altcoin lainnya. Token Celestia (TIA) mencuri perhatian pasca pertama kali diperdagangkan pada 31 Oktober lalu. TIA telah mengalami kenaikan fantastis lebih dari 150% periode 31 Oktober - 21 November 2023. 

Dalam sepekan terakhir, token Artificial Intelligence (AI) mengalami penguatan signifikan. Menurut data Coinmarketcap pada Selasa (21/11) pukul 08.00 WIB, Render Network (RNDR) menjadi top gainers pekan ini dengan melesat 49,29% bertengger di harga US$ 3,40 dan diikuti SingularityNET (AGIX) naik 21,28% menjadi US$ 0,2940.

Panji menjelaskan, sektor aset kripto AI mulai perlahan bangkit dengan menunjukkan pertumbuhan melebihi angka US$ 3 miliar dalam 30 hari terakhir.

Fokus aset kripto yang terkait dengan AI, sempat mencapai puncaknya di atas US$ 4 miliar pada bulan Februari, namun turun signifikan di bulan Juli, menjadikan valuasinya turun menjadi US$ 2,6 miliar.

“Teknologi AI penting dalam ekosistem blockchain, mendorong inovasi, mempercepat pemrosesan data, dan mendukung manajemen aset, prediksi harga, dan operasi DAO,” sebut Panji dalam siaran pers, Selasa (21/11).

Secara keseluruhan, Panji mengatakan, pasar aset kripto dalam seminggu terakhir mencerminkan suasana optimisme yang berhati-hati, didorong aksi Fidelity dan BlackRock mengambil peran penting dengan mengajukan ETF Ethereum ke Securities and Exchange Commission (SEC).

Hal itu tercermin dari produk investasi aset digital mencatat arus masuk yang mengesankan dengan total US$ 176 juta minggu lalu.

Ini menandai arus masuk selama 8 minggu berturut-turut, sehingga menjadikan arus masuk tahun ini sebesar US$ 1,32 miliar. Namun, angka ini tidak seberapa jika dibandingkan dengan arus masuk pada tahun 2021 dan 2020, yang masing-masing berjumlah US$ 10,7 miliar dan US$ 6,6 miliar, berdasarkan laporan mingguan dari Coinshares.

Baca Juga: Ramalan Bullish Analis: Bitcoin Bisa Tembus US$ 45.000 di Akhir Tahun

Panji menuturkan, minggu ini akan menjadi pekan yang singkat di Amerika Serikat, dengan penutupan pada hari libur Thanksgiving pada hari Kamis dan Jumat. Jadi, kalender ekonomi yang sepi sepertinya tidak akan berdampak pada pasar Aset Kripto, namun ada pertemuan Federal Reserve pada hari Selasa yang harus diperhatikan.

“Mungkin ada volatilitas pasar jangka pendek pada siang hari, namun diperkirakan tidak ada dampak besar,” imbuh dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Khomarul Hidayat