KONTAN.CO.ID - Beberapa tahun belakangan, batik kembali populer. Berbagai lembaga, perusahaan, kantor pemerintah sampai sekolah pun berlomba-lomba mengenakan batik, khususnya setiap hari Jumat. Namun, melestarikan budaya batik sejatinya bukan sekadar menggunakannya untuk keperluan sehari-hari. Lebih dalam dari itu, seni membatik sendiri harus tetap hidup di masyarakat. Penggunaan batik memang meningkat, tapi harus diakui jika Indonesia darurat perajin batik. Kondisi inilah yang mendorong Budi Dwi Hariyanto mendirikan Rumah Batik di daerah Palbatu, Tebet, Jakarta Selatan pada 2011 lalu. Di Rumah Batik tersebut, pengunjung bisa belajar membatik. Bahkan ada kelas membatik gratis, khusus bagi penduduk di sekitar Palbatu dan para penyandang disabilitas.
Ajak penyandang disabilitas lestarikan kesenian batik
KONTAN.CO.ID - Beberapa tahun belakangan, batik kembali populer. Berbagai lembaga, perusahaan, kantor pemerintah sampai sekolah pun berlomba-lomba mengenakan batik, khususnya setiap hari Jumat. Namun, melestarikan budaya batik sejatinya bukan sekadar menggunakannya untuk keperluan sehari-hari. Lebih dalam dari itu, seni membatik sendiri harus tetap hidup di masyarakat. Penggunaan batik memang meningkat, tapi harus diakui jika Indonesia darurat perajin batik. Kondisi inilah yang mendorong Budi Dwi Hariyanto mendirikan Rumah Batik di daerah Palbatu, Tebet, Jakarta Selatan pada 2011 lalu. Di Rumah Batik tersebut, pengunjung bisa belajar membatik. Bahkan ada kelas membatik gratis, khusus bagi penduduk di sekitar Palbatu dan para penyandang disabilitas.