AJB Bumiputera incar 1,5 juta pembeli baru



JAKARTA. Asuransi Jiwa Bersama (AJB) Bumiputera menargetkan bisa menjual asuransi ke 1,5 juta nasabah baru. Jumlah itu untuk mendongkrak pendapatan premi sekitar Rp 7 triliun atawa tumbuh 30% dari perkiraan realisasi tahun 2011 Rp 5,5 triliun. Hingga akhir 2011, AJB Bumiputera sudah memiliki sebanyak 5,2 juta nasabah.

Dirman Pardosi, Direktur Utama AJB Bumiputera menjelaskan, nasabah baru itu terdiri dari sejuta pelanggan di sektor ritel, dan 500.000 di pasar korporasi. Dengan jumlah itu, manajemen juga berharap bisa mendapatkan dana kelolaan Rp 13 triliun, naik 15% ketimbang tahun 2011.

"Dengan dana kelolaan semakin besar, diharapkan hasilnya juga semakin banyak," ujar Dirman, saat peluncuran logo AJB Bumiputera terbaru, Rabu (1/2). Logo baru ini terkait perayaan ulang tahun AJB Bumiputera ke-100 tahun pada pertengahan Februari ini.


Hasil investasi AJB Bumiputera tahun 2011 sebesar Rp 1,1 triliun. Sayang, Dirman enggan memaparkan pencapaian laba bersih.

Manajemen sudah menyiapkan berbagai strategi untuk menggaet nasabah baru. Salah satunya, perbaikan layanan pelanggan. Manajemen meningkatkan layanan call center, dari sebelumnya hanya pada hari kerja, kini menjadi 24 jam.

Manajemen juga memperbaiki sistem layanan melalui website, sehingga calon nasabah bisa mengunduh (download) formulir polis maupun klaim. Selain itu, mulai tahun ini nasabah bisa membayar premi melalui anjungan tunai mandiri (ATM). "Saat ini, baru dengan ATM Bank Mandiri, tapi akan terus diperbanyak," tandas Dirman.

Di samping itu, manajemen akan mengeluarkan produk baru, yakni unitlink. Meskipun sudah banyak unitlink dari perusahaan lain yang beredar di pasar, tapi Dirman yakin produknya bakal laku. Ia menargetkan, penjualan unitlink pada tahun pertama ini bisa menyumbang 10% dari total premi.

"Pasti laku, karena biaya kami lebih murah dibandingkan dengan unitlink lain," klaim Dirman. Tapi, ia enggan menjelaskan rincian biaya unitlink itu.

Manajemen juga mengeluarkan produk baru, yakni berupa tambahan asuransi atau rider. Antara lain rider critical illness seperti pembebasan premi karena penyakit kritis, santunan untuk penyakit kritis dan hospital income yang berupa surgical benefit. "Dengan 548 jaringan pemasaran, target pasti tercapai," ujar Dirman.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Wahyu T.Rahmawati