KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Baru-baru ini, PT Bank BTPN Tbk (BTPN) menyatakan akan mengakuisisi perusahaan pembiayaan dari Oto Group yakni PT Oto Multiartha (OTO) dan PT Summit Oto Finance (SOF) menggunakan dana dari
rights issue yang akan diselenggarakan pada kuartal I 2024. Masuknya Bank BTPN dalam bisnis
multifinance ini pun dipercaya dapat memberikan pengaruh positif terhadap kinerja bank yang akan menjadi induk perusahaan.
Communications and Daya Head Bank BTPN Andrie Darusman mengatakan, dengan adanya integrasi bisnis Bank BTPN dengan OTO dan SOF, perseroan optimis hal tersebut akan memperkuat bisnis
consumer finance Bank BTPN, sekaligus memperluas basis pelanggan dari grup Bank BTPN
“Dengan semangat tersebut sekaligus fokus Perseroan untuk terus bertumbuh secara berkelanjutan, Bank BTPN melihat potensi yang cukup besar dalam bisnis pembiayaan roda dua dan roda empat di Indonesia,” tutur Andrie kepada Kontan.co.id, Senin (18/12).
Baca Juga: Induk Usahanya OCBC Ltd. Dapat Gugatan, OCBC Indonesia Buka Suara Andri mengungkap, saat ini proses transaksi tersebut masih dalam proses persetujuan regulator terkait. Namun, Bank BTPN akan terus menjaga kecukupan CAR (
Capital Adequacy Ratio) lebih dari 20% sesuai peraturan dan ketentuan yang berlaku setelah akuisisi OTO dan SOF Kepala Riset Lembaga Pengembangan Perbankan Indonesia (LPPI) Trioksa Siahaan mengatakan, kontribusi positif akan diperoleh baik kepada Bank BTPN selaku induk perusahaan, maupun OTO dan SOF itu sendiri. “Menurut saya akan berpengaruh positif dengan bertambahnya entitas yang diakuisisi menjadi grup perusahaan. Selama yang diakuisisi memiliki kinerja baik maka akan memberi kontribusi positif, demikian juga sebaliknya,” kata Trioksa kepada Kontan.co.id, Senin (18/12). Trioksa memproyeksikan, bisnis
multifinance di tahun depan akan bertumbuh positif seiring dengan pertumbuhan ekonomi. Namun, perlu diantisipasi dengan kondisi suku bunga tinggi dan daya beli yang belum sepenuhnya membaik. Trioksa menambahkan, hanya bagi bank dengan bertambahnya aset entitas anak yang dapat dikonsolidasikan akan membuat aset induk naik. Berdasarkan laporan keuangannya, SOF berhasil membalik rugi menjadi laba dengan total laba bersih mencapai Rp 40,06 miliar pada tahun 2022. Pada tahun sebelumnya,
multifinance yang berfokus di pembiayaan kendaraan bermotor ini mencatatkan rugi sebesar Rp 144,81 miliar. SOF juga mendapati pendapatan meningkat hingga Rp 1,90 triliun pada tahun 2022, atau naik 13,37% dari tahun sebelumnya (YoY) yang senilai Rp 1,67 triliun. Jumlah aset turut mengalami peningkatan 5,92% YoY menjadi Rp 8,4 triliun dari yang sebelumnya Rp 7,93 triliun. Lebih lanjut, SOF juga mencatatkan kenaikan beban pada tahun 2022 di angka Rp 1,82 triliun, naik 1,42% YoY dari yang sebelumnya sebesar Rp 1,8 triliun.
Baca Juga: BSI Catat Penerbitan Sukuk Mudharabah Subordinasi Oversubscribed 1,75 kali Sementara itu, per Juni 2023, peningkatan aset juga dicatatkan oleh OTO di angka 16,97% YoY menjadi Rp 13,39 triliun dari yang sebelumnya Rp 11,45 triliun. Demikian juga pendapatan,
multifinance yang berfokus di pembiayaan mobil ini mendapati pendapatannya naik 25,67% YoY menjadi Rp 1,08 triliun pada kuartal II 2023. Adapun jumlah beban OTO per Juni tahun ini menurun menjadi Rp 1,05 triliun dari yang sebelumnya Rp 1,67 triliun pada tahun 2022. Namun, beban tersebut tetap meningkat 52,1% jika dibandingkan dengan periode Juni 2022 yang sebesar Rp 692,39 miliar. OTO juga mendapati jumlah ekuitas menurun tipis pada kuartal II 2023 di angka 1,07% YoY menjadi Rp 5,99 triliun, dari yang sebelumnya ada di angka Rp 6,05 triliun. Berkenaan dengan laba, berdasarkan laporan tahun 2022, laba OTO tercatat merosot hingga 77,49% YoY di angka Rp 121,88 miliar, dari sebelumnya sebesar Rp 541,56 miliar. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Tendi Mahadi