Akan Banyak Pesaing Baru di Industri Bank Syariah, Begini Kata Bos Bank Mega Syariah



KONTAN.CO.ID-JAKARTA. Otoritas Jasa Keuangan (OJK) terus mendorong perbankan syariah untuk melakukan konsolidasi agar terdapat lebih banyak bank syariah besar dengan aset lebih dari Rp 100 triliun di Indonesia. Hal ini pun akan membuat banyaknya pesaing baru di industri perbankan syariah.

Seperti diketahui, unit usaha syariah (UUS) PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk. (BBTN), yakni BTN Syariah sedang dalam proses spin off dan akan mengakuisisi PT Bank Muamalat Tbk. Selain itu, akan ada penggabungan atau merger sebanyak 3 hingga 4 bank syariah yang diinisiasi oleh bank swasta.

Menanggapi hal tersebut, Direktur Utama PT Bank Mega Syariah (BMS) Yuwono Waluyo melihat banyaknya pesaing justru membuat pihaknya semakin bergerilya.


"Kami senang dengan banyaknya pemain baru di industri perbankan syariah. Makin banyak kompetitor kan harusnya kita juga semakin bergerilya, justru lebih menarik lagi," kata Yuwono belum lama ini.

Baca Juga: Bank Digital Tawarkan Bunga Tinggi hingga 9%, OJK Angkat Bicara

Menurutnya itu hal yang baik, dan pihaknya merasa senang-senang saja dengan banyaknya kompetitor baru. Justru hal tersebut dinilai Waluyo menjadi tantangan yang sangat baik untuk pihaknya terus bertumbuh.

"Persaingan di perbankan syariah dapat mendorong kami untuk dapat mengejar pertumbuhan lebih besar lagi. Jadi kalau ada lagi bank syariah yang akan besar, ya bagus. Pasti makin bagus lagi bank syariah kan sekarang market share perbankan syariah baru 7%," ujar Yuwono.

Walau demikian, Yuwono menyampaikan, bahwa bank Mega Syariah belum berencana untuk melakukan konsolidasi dengan bank syariah lain, sebagaimana yang didorong oleh OJK. Justru pihaknya berencana untuk melantai di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada tahun 2025 atau 2026.

"Karena Mega Syariah itu bagian dari CT Corp. Jadi untuk ekosistemnya sudah cukup gede, kalau untuk konsolidasi sepertinya belum" katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Tendi Mahadi