Akan beri respons, Iran sebut serangan kapal tanker sebagai serangan pengecut



KONTAN.CO.ID - DUBAI. Serangan kapal tanker Iran membuat Teheran berang. Seorang juru bicara pemerintah Iran pada Sabtu (12/10) menggambarkan serangan itu sebagai "serangan pengecut".

Media Iran telah menyebut serangan rudal itu jelas menargetkan sebuah kapal tanker minyak milik Iran. Juru bicara pemerintah Iran itu mengatakan Iran akan merespons setelah fakta telah mereka pelajari.

Kapal tanker Sabiti ditabrak rudal di perairan Laut Merah di lepas Arab Saudi pada Jumat (11/10). Insiden ini dapat memicu gesekan di suatu wilayah yang dilanda serangan terhadap tanker dan instalasi minyak sejak Mei.


"Iran tidak akan tergesa-gesa dan dengan cermat memeriksa apa yang telah terjadi dan menyelidiki fakta," kata juru bicara pemerintah Iran Ali Rabei seperti dilaporkan Reuters mengutip kantor berita resmi IRNA.

Secara terpisah, seorang pejabat keamanan senior Iran mengatakan bukti video telah memberikan petunjuk tentang insiden itu. Ia menyebutkan bahwa Sabiti terkena dua rudal.

"Sebuah komite khusus telah dibentuk untuk menyelidiki serangan terhadap Sabiti ... dengan dua rudal dan laporannya akan segera diserahkan kepada pihak berwenang untuk keputusan," kata Ali Shamkhani, Sekretaris Badan Keamanan Utama Iran yang dilaporkan kantor berita semi-resmi Fars dan dikutip Reuters.

Rabei seperti dikutip oleh IRNA mengatakan tanggapan yang tepat akan diberikan kepada para perancang serangan pengecut ini. "Tetapi kami akan menunggu sampai semua aspek plot diklarifikasi".

Arab Saudi mengatakan telah menerima pesan marabahaya dari kapal tanker yang rusak tersebut tetapi kapal terus bergerak dan mematikan transpondernya sebelum dapat memberikan bantuan, demikian kantor berita SPA melaporkan pada Sabtu (12/10).

Nasrollah Sardashti, kepala Perusahaan Tanker Nasional Iran (NITC) yang memiliki kapal tanker yang rusak mengatakan para kru selamat dan kapal akan mencapai perairan Iran dalam waktu 10 hari.

Tidak ada klaim tanggung jawab atas insiden yang dilaporkan tersebut.

Editor: Khomarul Hidayat