JAKARTA. Pemerintah berencana untuk membentuk BUMN khusus geothermal. PT Pertamina Geothermal Energy (PGE) sebagai anak perusahaan PT Pertamina (Persero) yang digadang-gadang bakal dijadikan BUMN khusus geothermal tersebut mengaku belum siap. Direktur Utama PGE, Irfan Zainuddin mengatakan dirinya belum tahu bagaimana bentuk BUMN Khusus yang diwacanakan tersebut. Begitu pun soal apakah PGE yang akan menjadi BUMN khusus tersebut. "Sebenarnya saya belum tahu BUMN khusus ini nanti bentuknya akan seperti apa. Apakah seperti PGE saat ini yang produser company. Kemudian juga soal profit. Jadi saya belum bisa bandingkan sesuatu yang bentuknya belum jelas bagi saya," ujarnya, Kamis (20/8). Tetapi Irfan memastikan bahwa kinerja perusahaan yang dipimpinnya hingga saat ini tergolong cemerlang. Bahkan optimis tahun ini bisa mencapai hasil di atas target. "PGE punya kompetensi yang bisa di apresiasi. Tahun kemarin 2014 target pencapaian profit di atas target, semoga tahun ini juga bisa mencapai di atas target," ujarnya. Untuk menjamin kinerjanya tetap berjalan baik, PGE telah menyiapkan road map untuk waktu 5 tahun ke depan dengan investasi US$ 2,5 miliar. Tingkatkan kapasitas Fokus operasi PGE saat ini yakni pada pengembangan tambahan kapasitas terpasang. Saat ini kapasitas terpasang milik PGE masih 437 megawatt (MW). Dengan proyek pengembangan, PGE yakin pada 2017 akan mengalami peningkatan kapasitas terpasang menjadi 628 MW. Untuk mencapai tambahan kapasitas tersebut, PGE tengah mengerjakan secara paralel 4 pembangunan (EPCC) PLTP di Ulubelu, Lahendong, Karaha, dan Lumut Balai. Pembangunan ini ditargetkan selesai secara bersamaan pada 2017. Irfan Zainuddin mengatakan, untuk tahun ini tambahan kapasitas terpasang baru didapat dari Kamojang unit 5 dengan kapasitas 35 MW. Tahun depan disusul tambahan kapasitas dari PLTP Ulubelu unit 3 (55 MW), Lahendong unit 5 (20 MW), dan Karaha unit 1 (30 MW), sehingga pada 2016 akan didapat kapasitas terpasang sebesar 542 MW. Pada 2017, lanjut dia, kapasitas terpasang akan mencapai 682 MW dengan tambahan kapasitas dari Ulubelu unit 4 (55 MW), Lahendong unit 6 (20 MW), Lumut Balai unit 1 (55 MW), Kamojang dan Lahendong masing-masing 5 MW.
Akan dijadikan BUMN geothermal, ini kata PGE
JAKARTA. Pemerintah berencana untuk membentuk BUMN khusus geothermal. PT Pertamina Geothermal Energy (PGE) sebagai anak perusahaan PT Pertamina (Persero) yang digadang-gadang bakal dijadikan BUMN khusus geothermal tersebut mengaku belum siap. Direktur Utama PGE, Irfan Zainuddin mengatakan dirinya belum tahu bagaimana bentuk BUMN Khusus yang diwacanakan tersebut. Begitu pun soal apakah PGE yang akan menjadi BUMN khusus tersebut. "Sebenarnya saya belum tahu BUMN khusus ini nanti bentuknya akan seperti apa. Apakah seperti PGE saat ini yang produser company. Kemudian juga soal profit. Jadi saya belum bisa bandingkan sesuatu yang bentuknya belum jelas bagi saya," ujarnya, Kamis (20/8). Tetapi Irfan memastikan bahwa kinerja perusahaan yang dipimpinnya hingga saat ini tergolong cemerlang. Bahkan optimis tahun ini bisa mencapai hasil di atas target. "PGE punya kompetensi yang bisa di apresiasi. Tahun kemarin 2014 target pencapaian profit di atas target, semoga tahun ini juga bisa mencapai di atas target," ujarnya. Untuk menjamin kinerjanya tetap berjalan baik, PGE telah menyiapkan road map untuk waktu 5 tahun ke depan dengan investasi US$ 2,5 miliar. Tingkatkan kapasitas Fokus operasi PGE saat ini yakni pada pengembangan tambahan kapasitas terpasang. Saat ini kapasitas terpasang milik PGE masih 437 megawatt (MW). Dengan proyek pengembangan, PGE yakin pada 2017 akan mengalami peningkatan kapasitas terpasang menjadi 628 MW. Untuk mencapai tambahan kapasitas tersebut, PGE tengah mengerjakan secara paralel 4 pembangunan (EPCC) PLTP di Ulubelu, Lahendong, Karaha, dan Lumut Balai. Pembangunan ini ditargetkan selesai secara bersamaan pada 2017. Irfan Zainuddin mengatakan, untuk tahun ini tambahan kapasitas terpasang baru didapat dari Kamojang unit 5 dengan kapasitas 35 MW. Tahun depan disusul tambahan kapasitas dari PLTP Ulubelu unit 3 (55 MW), Lahendong unit 5 (20 MW), dan Karaha unit 1 (30 MW), sehingga pada 2016 akan didapat kapasitas terpasang sebesar 542 MW. Pada 2017, lanjut dia, kapasitas terpasang akan mencapai 682 MW dengan tambahan kapasitas dari Ulubelu unit 4 (55 MW), Lahendong unit 6 (20 MW), Lumut Balai unit 1 (55 MW), Kamojang dan Lahendong masing-masing 5 MW.