KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Wajah kota Bekasi akan semakin berubah. Selain rencana pengembangan kawasan Kalimalang yang akan dibangun seperti di Korea Selatan serta jaringan kereta api Jawa Barat yang akan diperluas, Bekasi juga bersiap menyambut tol JORR 2 ruas Cimanggis-Cibitung, dan tol Japek (Jakarta-Cikampek) Selatan yang menghubungkan Jatiasih ke Purwakarta. Pembangunan infrastruktur tersebut akan berdampak besar pada pengembangan proyek-proyek properti di sekitarnya. Prospek proyek hunian maupun komersial di sekitarnya akan semakin bagus. Adapun kedua jalan tol tersebut akan beririsan dengan jalan arteri primer di Bekasi Selatan yakni Jalan Raya Narogong. Itu akan menjadikan kawasan Narogong sebagai lokasi yang berpotensi untuk berkembang dengan amat pesat.
Membentang 12 km dari Bekasi Utara ke arah Cibubur, jalan raya Narogong akan memiliki akses pintu tol ke JORR 2 di kawasan Cileungsi dan Japek Selatan di Bantar Gebang. Hal ini semakin mengukuhkan keyakinan bahwa suatu saat wilayah Bekasi Selatan, khususnya Narogong akan berkembang menjadi kawasan pusat bisnis dengan gedung-gedung bertingkat. "Jika kita bayangkan, area premium di Narogong akan berada di antara dua jalan tol JORR 2 dan Japek Selatan layaknya Jalan Casablanca di Jakarta, yang menghubungkan antara Jalan Sudirman dengan Jalan Rasuna Said Kuningan. Dengan traffic dari dua jalur tol maka paling tidak dalam 5 sampai 10 tahun ke depan, Narogong akan menjelma menjadi kawasan bisnis terpadu yang baru di Kota Bekasi," ungkap Ardzuna Sinaga, Direktur Urban+, konsultan yang sedang mengerjakan perencanaan revitalisasi area Narogong dalam keterangan resminya, Minggu (23/9). Kalangan investor termasuk pengembang properti, menyambut positif pembangunan dua jalur tol yang mengapit Narogong. Salah satu pengembang yang melihat potensi besar itu adalah Gunasland yakni developer kawasan terpadu Vida Bekasi seluas 140 hektare (ha) yang berlokasi di Narogong. Edward Kusma, Direktur Vida Bekasi mengatakan, saat ini pihaknya tengah menyambut kehadiran akses tol di wilayah Narogong. Perusahaan sedang menyiapkan lahan seluas 15 ha untuk dikembangkan menjadi central business district (CBD). "Sambutan positif kami tunjukkan dengan menyiapkan area khusus seluas 15 hektare yang akan dibangun menjadi town center Vida Bekasi. Istimewanya, pusat keramaian ini akan dibangun terintegrasi dengan ruang publik di tepi danau buatan. Konsepnya ingin mewadahi beragam aktivitas publik sehingga akan dilengkapi lifestyle center, rumah sakit, kampus, pusat kesenian, perkantoran, hotel hingga apartemen," kata Edward Kusma. Edward mengharapkan kawasan mixed-use Vida Bekasi di Narogong bisa menjadi seperti Mega Kuningan di Jalan Casablanca. Pembangunan town center Vida Bekasi ini tentunya sejalan dengan konsep persebaran intensitas aktivitas dan pembangunan yang akan mendorong Bekasi menjadi kawasan yang terintegrasi dan berkelanjutan.
Di tempat terpisah, Erwin Guwinda, Kepala Bidang Perencanaan Dinas Tata Ruang Kota Bekasi mengungkapkan pandangan Narogong di masa depan. "Secara teori
the trade follow the ship, dimana transportasi ada, perdagangan pasti tumbuh. Dalam konteks ini pertumbuhan ruang kota baru selain komersial dan juga hunian," ungkap Erwin. Menurutnya, pembangunan CBD di Narogong harus memperhatikan aspek lingkungan. CBD di Narogong sebaiknya tidak dibangun secara masif, misalnya dengan ketinggian bangunan maksimal 20 lantai serta dengan luasan yang disesuaikan dengan kebutuhan masyarakat. "Narogong diharapkan akan melengkapi kawasan bisnis yang lain, namun kali ini harus dengan penataan yang lebih baik untuk utilitas maupun drainase," kata Erwin. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Khomarul Hidayat