Akan FID Kuartal IV 2022, Begini Progres Proyek CAP2 Chandra Asri Petrochemical



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Proyek kompleks Chandra Asri Perkasa (CAP) 2 makin bergerak maju. PT Chandra Asri Petrochemical Tbk (TPIA) menjadwalkan, final investment decision (FID) proyek tersebut bisa rampung pada kuartal IV tahun 2022 ini.

Direktur TPIA Edi Rivai mengatakan, TPIA menargetkan proyek CAP2 bisa beroperasi komersial di tahun 2027 mendatang.

“(CAP2) akan memproduksi grade aplikasi baru, termasuk sasarannya untuk aplikasi otomotif, industri tekstil, dan karpet nantinya,” tutur Edi saat dihubungi Kontan.co.id, Senin (18/7).


Mengutip laporan tahunan TPIA untuk tahun buku 2021, proyek kompleks petrokimia kedua Chandra Asri atau CAP2 bakal menambah kapasitas dari 4,7 juta ton menjadi 8,9 juta ton per tahun. Nilai investasinya diestimasikan sebesar US$ 5 miliar.

Baca Juga: Chandra Asri (TPIA) Terbitkan Obligasi, Incar Dana Segar Hingga Rp 2 Triliun

Dalam rencana TPIA, CAP2 akan terintegrasi sepenuhnya dengan pabrik Ciwandan dan akan terdiri dari Naphtha Cracker, Butadiene, High Density Polyethylene (HDPE), Polypropylene (PP), Aromatic (Benzene, Toluene dan Mixed Xylenes), serta Low Density Polyethylene (LDPE) yang juga disebut-sebut akan menjadi pabrik LDPE pertama di Indonesia.

Menurut catatan Kementerian Perindustrian (Kemenperin), proyek CAP2 sudah berada dalam tahap Front-End Engineering Design (FEED) pada Desember 2021 lalu. Sedikit informasi, tahapan FEED merupakan tahapan kunci untuk perencanaan rinci proyek CAP2.

Tahapan tersebut akan diikuti dengan proses seleksi untuk para kontraktor teknis, pengadaan, dan konstruksi (Engineering, Procurement, and Construction (EPC). Final Investment Decision (FID) akan diambil oleh para pemegang saham setelah seleksi EPC selesai.

Sebelumnya, pihak TPIA telah menunjuk empat kontraktor yaitu Toyo Engineering Corporation, Samsung Engineering Co., Ltd., Wood, dan PT Haskoning Indonesia untuk mengerjakan Front-End Engineering Design (FEED) bagi kompleks CAP2. Kerja sama tersebut melibatkan empat kontraktor dari Indonesia, Jepang, Korea Selatan, dan Thailand.

Di sisi lain, menurut pemberitaan Kontan.co.id sebelumnya, TPIA juga telah mengumumkan MOU dengan Aramco Trading Company untuk mengamankan pasokan bahan baku untuk CAP2, yang merupakan langkah lanjutan setelah adanya komitmen Thaioil untuk juga memasok nafta dan LPG.

Peluang memasok ke industri kendaraan listrik

Seturut pengerjaan proyek CAP2, kapasitas produksi TPIA untuk produk polypropylene block copolymer diproyeksi bakal meningkat. Produk tersebut disebut-sebut bisa menjadi salah satu bahan baku untuk komponen suku cadang kendaraan listrik.

Saat ini, kapasitas produksi terpasang TPIA untuk polypropylene block copolymer berjumlah 190.000 ton per tahun. TPIA sudah memasarkan produk tersebut ke industri otomotif sejak beberapa tahun belakangan sebagai bahan baku pembuatan mobil-mobil konvensional (non kendaraan listrik).

Edi berujar, TPIA siap memenuhi kebutuhan  polypropylene block copolymer untuk pembuatan kendaraan listrik.

“Kami siap bekerjasama dengan pemenuhan kebutuhan EV brand yang saat ini masih impor, belum ada local manufacture,” tutur Edi.

Baca Juga: Berencana Stock Spilt, Chandra Asri (TPIA) Gelar RUPS Bulan Depan

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Khomarul Hidayat