Akankah OJK merestui rights issue jumbo RIMO ?



JAKARTA. PT Rimo International Lestari Tbk (RIMO) akan menggelar rapat umum pemegang saham luar biasa (RUPSLB) besok, Selasa (4/8). Emiten ritel ini akan meminta persetujuan para pemegang saham untuk merestui rencana rights issue jumbo senilai Rp 8,1 triliun.

Namun, sebelum itu, RIMO harus mengantongi izin dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK) terlebih dahulu agar RUPSLB bisa terselenggara. Hingga hari ini, wasit pasar keuangan ini masih memproses izin tersebut.

"Belum, kami belum beri izin, masih dalam proses," ujar Noor Rachman, Deputi Komisoner bidang Pasar Modal OJK, Senin (3/8).


Pihaknya masih meminta kepada manajemen RIMO untuk memenuhi keterbukaan informasi, salah satunya mengenai ultimate shareholder dari pembeli siaga dan pemilik perusahaan yang akan diakuisisi. Berdasarkan jadwal sementara, RIMO menargetkan, izin efektif akan diperoleh bersamaan dengan hari pelaksanaan RUPSLB.

RIMO berencana menerbitkan 30,6 miliar saham. Harga eksekusi dibanderol Rp 265 per saham dan harga nominal Rp 250 per saham.

Sehingga, total aksi korporasi ini mencapai Rp 8,1 triliun. Pembeli siaga rights issue RIMO adalah hedge fund bernama Haven Capital Pte Ltd yang mengelola Have Fund II. Adapun, rights issue ini memiliki efek dilusi 98,9%.

Charlie Salim beberapa waktu lalu menjelaskan dalam pernyataan tertulis ke Bursa Efek Indonesia (BEI), pemilik Haven Capital adalah Kelvin Kwok Ying Choy. Selanjutnya mayoritas atau sektiar 77,65% dana rights issue akan digunakan untuk mengakuisisi 99,99% saham Hokindo Mediatama. Nilainya berkisar Rp 6,25 triliun. Saat ini, pemegang saham Hokindo adalah PT Fajarindah Megah Perkasa sebesar 99,99% dan Okto Rikiko sebesar 0,002%.

Pemegang saham Fajarindah adalah perusahaan asal Hong Kong, Timewell Enterprise Ltd dan Ardyan Yahya. Masing-masing menggenggam 99,99% dan 0,01%. Timewell bergerak di bidang investasi dan perdagangan umum. Pemegang saham Timewell adalah Megacorp Investments Limited milik Ferry Tedjasasmita yang berkewarganegaraan Singapura.

T Guntur Pasaribu, Presiden Direktur Mark Asia Strategic, penasihat keuangan RIMO bilang, aksi koporasi RIMO bukan backdoor listing. Pasalnya, Haven Capital tidak terafiliasi dengan pihak Hokindo. Sebelumnya, beredar kabar, Hokindo merupakan perusahaan milik Benny Tjokorosaputro. Pasalnya, Direktur Utama Hokindo merupakan adik Benny, yakni Teddy Tjokorosaputro.

Sebagai tambahan informasi, fokus bisnis Hokindo bergerak di bidang properti untuk perkotaan yang berbasis di sejumlah wilayah. Seperti, Jakarta, Cianjur, Serang, Sumbawa, Banjarmasin, Kendari, Balikpapan, Pontianak dan Bekasi.

Hokindo juga berencana melakukan diversifikasi bisnis dengan mengembangkan apartemen, mall, superblock, warehouse dan kompleks perumahan. Total landbank perseroan hampir mencapai 1.200 hektare (ha). Jika rights issue dan akuisisi terlaksana, RIMO akan mengubah lini bisnis usaha dari perusahaan ritel menjadi properti.

Oleh karena itu, perseroan akan melepas sejumlah anak perusahaan yang bergerak di bidang ritel. Mereka ada adalah PT Rimo Surabaya Lestari, PT Rimonet Inti Cemerlang, dan PT Rimo Nusantara Mandiri.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Yudho Winarto