JAKARTA. PT Pertamina (Persero) optimistis meraih laba bersih pada 2015 senilai US$ 1,7 miliar atau setara Rp 23 triliun. Juru Bicara Pertamina Wianda Pusponegoro di Jakarta, Jumat mengatakan, pada semester pertama 2015, pihaknya meraih laba bersih US$ 570 juta atau setara Rp 7,8 triliun. "Dengan kinerja positif tersebut, kami optimistis dapat mengejar pencapaian target laba bersih sebesar US$ 1,7 miliar hingga akhir tahun," ujarnya, Jumat (14/8). Menurut dia, Pertamina akan terus melanjutkan upaya efisiensi untuk mencapai target laba bersih tersebut. Pada 2015, Pertamina menargetkan efisiensi sebesar US$ 500,42 juta. "Untuk semester pertama 2015 realisasi efisiensi telah mencapai US$ 249,2 juta," ujarnya. Saat ini, dana tunai yang dipegang (cash on hand) konsolidasi Pertamina berada di atas US$ 2 miliar atau sekitar Rp 27 triliun, di mana dana tersebut menunjukkan kondisi kas yang kuat. Besarnya kas tersebut menurut Wianda dikarenakan baiknya penyelesaian utang-piutang dengan pemerintah, efisiensi perusahaan, dan inisiatif khusus seperti manajemen arus kas yang lebih ketat. "Dengan kondisi 'cash on hand' yang cukup, maka fasilitas kredit jangka pendek tidak banyak digunakan," katanya. Menurut dia, sistem pembelian minyak mentah dan produk terutama BBM melalui Integrated Supply Chain (ISC) juga sebagian tidak mensyaratkan L/C. Dengan begitu, Pertamina akan mengevaluasi kembali kebutuhan pendanaan jangka panjang baru pada 2015 dengan besaran maksimal 15% dari perencanaan. "Kondisi kas perusahaan yang kuat menjadikan kami mengevaluasi kembali kebutuhan pendanaan jangka panjang baru tahun ini," ujar Wianda. Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Akhir 2015, Pertamina targetkan laba Rp 23 triliun
JAKARTA. PT Pertamina (Persero) optimistis meraih laba bersih pada 2015 senilai US$ 1,7 miliar atau setara Rp 23 triliun. Juru Bicara Pertamina Wianda Pusponegoro di Jakarta, Jumat mengatakan, pada semester pertama 2015, pihaknya meraih laba bersih US$ 570 juta atau setara Rp 7,8 triliun. "Dengan kinerja positif tersebut, kami optimistis dapat mengejar pencapaian target laba bersih sebesar US$ 1,7 miliar hingga akhir tahun," ujarnya, Jumat (14/8). Menurut dia, Pertamina akan terus melanjutkan upaya efisiensi untuk mencapai target laba bersih tersebut. Pada 2015, Pertamina menargetkan efisiensi sebesar US$ 500,42 juta. "Untuk semester pertama 2015 realisasi efisiensi telah mencapai US$ 249,2 juta," ujarnya. Saat ini, dana tunai yang dipegang (cash on hand) konsolidasi Pertamina berada di atas US$ 2 miliar atau sekitar Rp 27 triliun, di mana dana tersebut menunjukkan kondisi kas yang kuat. Besarnya kas tersebut menurut Wianda dikarenakan baiknya penyelesaian utang-piutang dengan pemerintah, efisiensi perusahaan, dan inisiatif khusus seperti manajemen arus kas yang lebih ketat. "Dengan kondisi 'cash on hand' yang cukup, maka fasilitas kredit jangka pendek tidak banyak digunakan," katanya. Menurut dia, sistem pembelian minyak mentah dan produk terutama BBM melalui Integrated Supply Chain (ISC) juga sebagian tidak mensyaratkan L/C. Dengan begitu, Pertamina akan mengevaluasi kembali kebutuhan pendanaan jangka panjang baru pada 2015 dengan besaran maksimal 15% dari perencanaan. "Kondisi kas perusahaan yang kuat menjadikan kami mengevaluasi kembali kebutuhan pendanaan jangka panjang baru tahun ini," ujar Wianda. Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News