Akhir 2017, Garuda Indonesia bukukan rugi US$ 213,4 juta



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk sepanjang tahun 2017 membukukan rugi sekitar US$ 67,6 juta.

Direktur Utama Garuda Indonesia, Pahala N. Mansury mengungkapkan, catatan kerugian tersebut di luar perhitungan biaya extra ordinary items, yang terdiri atas tax amnesty dan denda sebesar US$ 145,8 juta.

Hasil kinerja tersebut, disebut manajemen, bagian dari kebijakan jangka panjang dalam kondisi finansial perusahaan.


"Jadi jika ditambah dua komponen itu, total kerugian yang dibukukan oleh Garuda Indonesia secara full year 2017 mencapai US$ 213,4 juta," ujar Pahala dalam konferensi pers di Jakarta, Senin (26/2).

Dari sisi keuangan, pada kuartal IV, perusahaan berkode saham GIAA di Bursa Efek Indonesia (BEI) mencatatkan penurunan pendapatan ke angka US$ 8,5 juta atau turun sekitar 69% dari kuartal III tahun 2017 yang ada di angka US$ 61,9 juta.

Menurut Pahala, kondisi tersebut terjadi karena secara sektoral. Fluktuasi di pasar cukup besar lantaran ada peak season dan low season di kuartal IV. "Triwulan ketiga, peak season-nya lebih signifikan," ungkapnya.

Pahala menjelaskan kenaikan trafik penumpang masih lebih besar di kuartal ketiga karena ada musim Lebaran di mana banyak masyarakat pulang kampung. Adapun, pada akhir tahun, populasi masyarakat yang memanfaatkan momentum pulang kampung ketika Natal tidak sebanyak ketika musim Lebaran.

Selain itu, lanjut Pahala, erupsi Gunung Agung juga menjadi salah satu faktor yang menyebabkan turunnya jumlah penumpang internasional pada kuartal IV. "Pengaruhnya bisa sampai US$ 1 juta sampai US$ 1,5 juta," ujarnya.

Sementara itu, dari sisi pendapatan operasional, Garuda Indonesia berhasil mencatatkan kenaikan sebesar 8,1% menjadi US$ 4,2 miliar dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya yang ada di angka US$ 3,8 miliar. Capaian tersebut sebagian besar masih disumbang dari pertumbuhan jumlah penumpang.

Sepanjang tahun 2017 lalu, Garuda Indonesia berhasil mengangkut sebanyak 19,2 juta penumpang domestik atau turun 1,6% dibanding periode yang sama tahun sebelumnya yang mencapai 19,5 juta.

Sementara untuk penumpang internasional meningkat sebesar 8,1% menjadi 4,8 juta dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya yang ada di angka 4,4 juta. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Sanny Cicilia