KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Meski masih tergerus pada Mei 2023, cadangan devisa memiliki potensi untuk meningkat pada akhir tahun 2023. Ekonom Bank Mandiri Faisal Rachman memperkirakan, cadangan devisa akhir tahun 2023 mungkin berada di kisaran US$ 135 miliar hingga US$ 155 miliar. "Secara keseluruhan kami yakin cadangan devisa tetap pada tingkat yang tinggi," terang Faisal kepada Kontan.co.id, Jumat (9/6).
Menurut Faisal, penguatan cadangan devisa datang dari penerapan instrumen term deposit (TD Valas) devisa hasil ekspor (DHE). Dengan instrumen ini, Faisal yakin DHE akan tinggal lebih lama di Indonesia dan bisa memenuhi kebutuhan valas Indonesia. Baca Juga: Membayar Utang Luar Negeri, Cadangan Devisa Mei 2023 Turun Jadi Rp 139,3 Miliar Meski, Faisal juga melihat potensi penurunan ekspor seiring dengan normalisasi harga komoditas. Namun setidaknya, bila makin banyak DHE yang masuk, maka cadangan devisa akan tetap kuat. Kemudian, aliran modal berpotensi masuk ke Indonesia lewat penanaman modal asing (PMA) dari upaya hilirisasi sumber daya alam (SDA) yang digalakkan pemerintah. Namun, nampaknya akan ada tantangan untuk masuknya arus modal asing ke pasar portofolio baik di pasar obligasi maupun pasar saham. "Risiko timbul dari kenaikan suku bunga kebijakan global yang berkelanjutan di tengah inflasi yang masih tinggi sehingga memicu sentimen di pasar portofolio," terang Faisal. Kabar baiknya, Indonesia lebih menarik bila dibandingkan dengan negara lain. Seiring dengan inflasi yang sudah kembali ke kisaran sasaran BI. Inflasi yang melandai memastikan terjaganya spread yang baik antara suku bunga nominal dan tingkat inflasi sehingga instrumen keuangan Indonesia relatif lebih menarik dari negara lain.