Akhir Bulan Maret Ini Badai Geomagnetik Mengancam Bumi, Seperti Apa Dampaknya?



KONTAN.CO.ID - Akhir bulan Maret ini, tepatnya pada tanggal 28-29 Maret 2022 badai geomagnetik menjadi ancaman Bumi. Apa dampakanya? 

Baru-baru ini laporan terbaru seputar fenomena astronomi yang sedang terjadi adalah badai geomagnetik atau yang juga dikenal sebagai badai Matahari.

Mengutip dari Science Times (29/03/2022), Space Weather Predictin Center (SWPC) dan National Ocenaic and Atmospheric Administration (NOAA) wilayah Amerika Serikat memperingatkan bahwa badai geomagnetik yang yang disebabkan oleh bada matahari akan berdampak pada Bumi sebelum bulan Maret ini berakhir.


Menurut laporan, badai tersebut adalah peringatan bahwa peristiwa cuaca luar angkasa dapat menyebabkan gangguan sinyal.

NOAA dan SWPC melaporkan bahwa badai geomagnetik yang terjadi yaitu kelas G1. Kondisi badai Matahari kemungkinan akan beralnjut hingga akhir bulan ini, karena efek gabungan dari kecepatan tinggi lubang koronal (CH HSS) menuju Bumi bersama dengan CME yang dilkeluarkan dari Matahari pada hari Jumat lalu.

Baca Juga: Lagi! Asteroid Ini Baru Terdeteksi Beberapa Jam Sebelum Melewati Bumi

CME sendiri adalah istilah yang digunakan untuk menyebutkan lontaran atau pelepasan massa korona. Lontaran besar plasma beserta medan magnet ini berasal dari korona Matahari.

Kondisi aktifnya yang tidak menentu diperkirakan akan berlangsung pada 28 Maret 2022 karena efek CME tetap ada. Kemungkinan besar akan kembali mereda pada hari ini (29/03/2022).

Yang terkena dampak badai matahari atau geomagnetik antara lain adalah operasi satelit, serta aktivitas pesawat ruang angkasa mungkin terpengaruh.

Hewan yang sedang dalam masa migrasi juga dapat dirugikan.

Menurut layanan cuaca luar angkasa AS, wilayah tumbukan kemungkinan berada di kutub 60 derajat di Geomagnetic Latitude.

Hal ini dapat menyebabkan aurora muncul di langit, dapat dilihat di Amerika Serikat bagian atas, termasuk wilayah Maine dan Michigan.

Kabar baiknya, badai geomagnetik ini masih dalam level G1 yang artinya terendah dari lima klasifikasi badai matahari.

Baca Juga: Mengenal Asteroid 2013 BO76, Batu Luar Angkasa Seukuran Stadion Sempat Lewat Bumi

Menurut Survei Geologi Amerika Serikat atau Unitetd States Geological Survey (USGS), agensi ilmiah pemerintah AS ini mengidentifikasi dampak badai geomagnetik di seluruh dunia. Berikut dampaknya:

  • Karena badai dapat memanas dan mendistorsi ionosfer, yang bergantung pada komunikasi radio jarak jauh, sistem penentu posisi global (GPS) mungkin menjadi tidak akurat.
  • Karena pertumbuhan ionosfer, pegerakan orbit satelit mungkin menajdi lebih sulit.
  • Muatan listrik statis dapat menyebabkan kerusakan pada elektronik satelit.
  • Pemadaman listrik dapat terjadi akibat lonjakan tegangan.
Sedikit menengok ke belakang, badai magnet pada tahun tahun 2003 telah mematikan listrik di seluruh dunia, menyebabkan kerusakan yang tidak dapat diperbaiki pada transformator daya dan infrastruktur kelistrikan lainnya. 

Di sisi lain, para ilmuwan khawatir bahwa badai geomagnetik yang kuat di masa depan menyebabkan "kiamat internet", mampukah orang-orang di seluruh dunia bertahan tanpa internet selama kondisinya kembali membaik?