KONTAN.CO.ID - Warren Buffett akhirnya memutuskan pensiun dari jabatan CEO Berkshire Hathaway pada 31 Desember 2025, menutup perjalanan panjangnya selama hampir 60 tahun memimpin perusahaan. Investor legendaris berusia 94 tahun yang dijuluki Oracle of Omaha ini mengumumkan keputusannya dalam rapat pemegang saham pada Mei 2025. Melansir dmarketforces.com, mulai 1 Januari 2026, tongkat estafet kepemimpinan akan diserahkan kepada Greg Abel, yang saat ini menjabat Wakil Ketua Berkshire untuk bisnis non-asuransi.
Meski pensiun dari posisi CEO, Buffett tidak sepenuhnya meninggalkan Berkshire. Ia tetap menjadi pemegang saham dan sesekali memberi masukan, namun tidak lagi terlibat dalam pengambilan keputusan harian. Menjelang masa pensiunnya, Buffett juga mempercepat distribusi saham Berkshire ke yayasan-yayasan milik ketiga anaknya. Nilai saham yang dibagikan itu diperkirakan mencapai US$1,3 miliar, sejalan dengan komitmennya untuk menyumbangkan sebagian besar kekayaannya.
Baca Juga: Pesan Natal Keras Zelensky Picu Kemarahan Kremlin, Ini Isinya Di bawah kepemimpinan Buffett, Berkshire Hathaway berubah drastis: dari perusahaan tekstil yang nyaris kolaps menjadi konglomerasi raksasa bernilai sekitar US$1,16 triliun, dengan cadangan kas mencapai US$300 miliar. Portofolio investasinya mencakup merek-merek ikonik seperti GEICO, Dairy Queen, hingga Apple. Dalam tiga tahun terakhir, Buffett juga terlihat semakin defensif. Ia melepas saham senilai sekitar US$184 miliar, termasuk memangkas kepemilikan di Apple, Bank of America, dan Chevron, sambil menambah porsi kecil di Chubb, Alphabet, dan Sirius XM. Langkah ini dibaca sebagai upaya menjaga fleksibilitas di tengah valuasi pasar yang makin mahal. Transisi kepemimpinan ini terjadi saat pasar saham AS sedang panas. Indeks S&P 500 berpeluang mencatatkan tiga tahun berturut-turut kenaikan dua digit, ditopang saham teknologi dan euforia kecerdasan buatan (AI). Di tengah kondisi itu, Greg Abel diperkirakan akan tetap mempertahankan gaya khas Berkshire yang terdesentralisasi, dengan fokus pada bisnis inti seperti asuransi, energi, dan perkeretaapian, sembari mengelola tumpukan kas jumbo perusahaan.
Tonton: IHSG dan Obligasi di 2026 Tak Seindah 2025? Meski era Buffett sebagai CEO resmi berakhir, filosofi investasinya (berpikir jangka panjang, disiplin, dan strategi buy and hold) diperkirakan akan terus menjadi DNA Berkshire dan tetap memengaruhi investor global.
Kesimpulan Pensiunnya Warren Buffett menandai berakhirnya satu era paling berpengaruh dalam sejarah pasar modal global. Ia meninggalkan Berkshire Hathaway dalam kondisi sangat kuat—kaya kas, portofolio solid, dan model bisnis stabil—memberi ruang bagi Greg Abel untuk melanjutkan kepemimpinan tanpa tekanan krisis. Tantangan ke depan bukan sekadar menjaga kinerja, melainkan membuktikan bahwa Berkshire bisa tetap relevan dan disiplin di era valuasi mahal, dominasi teknologi, dan AI, tanpa figur Buffett di kursi CEO.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News