Akhir Juni, Ancora Indonesia siap menambang emas di Lombok



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Ancora Indonesia Resources Tbk masih terus berupaya mengoperasikan tambang emas akhir Juni 2018. Perseroan ini sedang menunggu perizinan.

Emiten berkode saham OKAS di Bursa Efek Indonesia ini sebelumnya mengakuisisi 100% saham Southern Arc Mineral Inc, yang merupakan pemilik dari di Indotan Lombok Pte. Adapun Indotan Lombok Pte Ltd adalah pemilik 90% saham pada PT Indotan Lombok Barat Bangkit yang memiliki izin usaha pertambangan (IUP) di Lombok.

Teddy Kusumah, Direktur Utama Ancora Indonesia Resources, menyatakan, perusahaan ini masih menunggu keluarnya IUP operasi. Setelah itu, OKAS juga masih harus mengurus perizinan dari Izin Pinjam Pakai Kawasan Hutan (IPKH) untuk operasi tambang.


Ia memperkirakan, pada akhir Juni 2018 untuk prospek pertama di site Raja bisa mulai beroperasi. Perseroan ini sudah melihat ada tiga prospek, selain site Raja, adalah di site Macanggah dan site Selodong.

Namun, prospek di Macanggah dan Selodong kata Teddy, masih melakukan pengeboran terlebih dahulu. "Prospek site Raja juga masih akan dilakukan pengeboran, tetapi tidak sebanyak di Macanggah dan Selodong," terang dia.

Ancora akan membuat program agar bisa berproduksi dengan baik. "Data main plan harus lengkap, cadangan berapa, jadi produksi bisa dilakukan dengan baik," ujarnya setelah Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS), Kamis (7/6).

Prospek di site Raja diperkirakan memiliki cadangan emas sebanyak 300.000 troi ons. Namun cadangan itu harus dipastikan dengan melakukan pengeboran kembali agar mendapatkan data yang lebih akurat. "Tetapi sepertinya tidak jauh berbeda dari perkiraan," ujarnya.

Kedua prospek lain masih dilanjutkan pengeboran karena saat ini diperkirakan kerapatannya sekitar 100 meter, sedangkan kerapatan yang baik adalah 50 meter. Oleh sebab itu, perusahaan ini masih akan melakukan pengeboran untuk mendapat data yang akurat.

Ia memperkirakan, prospek di site Selodong lebih besar dibandingkan site Raja. Meskipun sampai saat ini pihaknya belum bisa menyebutkan angkanya. "Kami tidak bisa menduga sebelum melakukan pengeboran untuk menambah akurasi dari sisi data. Untuk itu ada konsultan independen yang menilai berapa cadangannya, jelasnya.

Teddy menyatakan, untuk menambang di site Raja dan dua prospek site lain pihaknya menyiapkan dana sekitar US$ 20 juta pada tahun ini. "Dananya melalui rights issue atau melakukan pinjaman dari perbankan. Kami masih menganalisa lebih baik dari mana," tuturnya

Dengan beroperasinya tambang emas prospek Raja, dia berharap pendapatan Ancora Indonesia akan meningkat mulai awal tahun 2019 mendatang. Menilik laporan keuangan pada kuartal-I 2018, OKAS berhasil menekan rugi bersih pada bottom line menjadi US$ 1,52 juta dibandingkan periode yang sama tahun lalu yang mencapai angka US$ 2,13 juta.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Herlina Kartika Dewi