JAKARTA. Seperti yang sudah-sudah, hingga paruh pertama tahun ini penyerapan anggaran belanja negara masih minim. Sementara pendapatan negara juga tak maksimal. Alhasil, sepanjang semester I–2104, APBN mencetak defisit sebesar Rp 47,2 triliun atau 0,46% dari produk domestik bruto (PDB). Kementerian Keuangan (Kemkeu) mencatat, per akhir Juni 2014 lalu realisasi pendapatan negara dan hibah baru sebesar Rp 712,7 triliun atau 43,59% dari target Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Perubahan (APBN-P) 2014 yang mencapai Rp 1.635,4 triliun. Sedang realisasi belanja negara sebanyak Rp 759,9 triliun atau 40,48% dari target di APBNP 2014 sebesar Rp 1.876,9 triliun. Menteri Keuangan Chatib Basri bilang, penyerapan anggaran belanja negara hingga paruh pertama tahun ini memang belum maksimal. Realisasi bujet belanja negara baru akan kencang di akhir semester II–2014 yakni sekitar November atau Desember.
Akhir Juni, APBN sudah defisit Rp 47,2 triliun
JAKARTA. Seperti yang sudah-sudah, hingga paruh pertama tahun ini penyerapan anggaran belanja negara masih minim. Sementara pendapatan negara juga tak maksimal. Alhasil, sepanjang semester I–2104, APBN mencetak defisit sebesar Rp 47,2 triliun atau 0,46% dari produk domestik bruto (PDB). Kementerian Keuangan (Kemkeu) mencatat, per akhir Juni 2014 lalu realisasi pendapatan negara dan hibah baru sebesar Rp 712,7 triliun atau 43,59% dari target Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Perubahan (APBN-P) 2014 yang mencapai Rp 1.635,4 triliun. Sedang realisasi belanja negara sebanyak Rp 759,9 triliun atau 40,48% dari target di APBNP 2014 sebesar Rp 1.876,9 triliun. Menteri Keuangan Chatib Basri bilang, penyerapan anggaran belanja negara hingga paruh pertama tahun ini memang belum maksimal. Realisasi bujet belanja negara baru akan kencang di akhir semester II–2014 yakni sekitar November atau Desember.