JAKARTA. Program Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan (FLPP) mulai menunjukkan geliatnya. Berdasarkan data Badan Pertanahan Nasional (BPN), jumlah rumah yang dibiayai dengan skema FLPP per akhir Maret mencapai 18.000 unit atau setara dengan Rp 900 miliar (outstanding). Posisi akhir 2010 baru sebanyak 16.000 unit atau setara Rp 500 miliar. Deputi Bidang Pembiayaan Kementerian Perumahan Rakyat (Kemenpera) Sri Hartoyo mengatakan, peningkatan ini mencerminkan tingginya kebutuhan perumahan masyarakat kelas bawah. Naiknya permintaan juga dipengaruhi sikap proaktif perbankan dalam mendekati para pengembang rumah bersubsidi, terutama di daerah. Sri menjelaskan, dari total pembiayaan, PT Bank Tabungan Negara Tbk (BTN) menyumbang 68%. Sisanya dari PT Bank Negara Indonesia Tbk (Bank BNI), PT Bank Bukopin Tbk dan tujuh bank pembangunan daerah (BPD). "Selain BTN, angka penyalurannya tidak besar karena baru bergabung," tambah Sri.
Akhir Maret 2011, perbankan telah membiayai 18.000 rumah bersubsidi
JAKARTA. Program Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan (FLPP) mulai menunjukkan geliatnya. Berdasarkan data Badan Pertanahan Nasional (BPN), jumlah rumah yang dibiayai dengan skema FLPP per akhir Maret mencapai 18.000 unit atau setara dengan Rp 900 miliar (outstanding). Posisi akhir 2010 baru sebanyak 16.000 unit atau setara Rp 500 miliar. Deputi Bidang Pembiayaan Kementerian Perumahan Rakyat (Kemenpera) Sri Hartoyo mengatakan, peningkatan ini mencerminkan tingginya kebutuhan perumahan masyarakat kelas bawah. Naiknya permintaan juga dipengaruhi sikap proaktif perbankan dalam mendekati para pengembang rumah bersubsidi, terutama di daerah. Sri menjelaskan, dari total pembiayaan, PT Bank Tabungan Negara Tbk (BTN) menyumbang 68%. Sisanya dari PT Bank Negara Indonesia Tbk (Bank BNI), PT Bank Bukopin Tbk dan tujuh bank pembangunan daerah (BPD). "Selain BTN, angka penyalurannya tidak besar karena baru bergabung," tambah Sri.