Akhir pekan, bursa Wall Street ditutup memerah terbebani laporan data tenaga kerja AS



KONTAN.CO.ID - NEW YORK. Bursa saham Amerika Serikat melorot dalam dua hari berturut-turut pada Jumat, terbebani oleh kenaikan imbal hasil obligasi pemerintah dan laporan data ekonomi yang kuat dimana tingkat pengangguran menurun dan upah pekerja meningkat.

Indeks S&P 500 turun 0,55% ke level 2.885,57.  Sedangkan indeks Nasdaq turun 1,16% ke level 7.778,45. Indeks Dow Jones Industrial Average turun 0,68% ke level 26.447,05.

Dalam sepekan, indeks S&P 500 turun 0,98%, Dow Jones turun 0,04% dan Nasdaq anjlok 3,2%. Bagi Nasdaq, penurunan saham dalam sepekan ini merupakan penurunan minguan yang terdalam sejak Maret.


Penurunan indeks dipicu didorong oleh anjloknya saham-saham kelas berat di sektor teknologi dan komunikasi yang kerap disebut FAANG group, yakni Facebook, Amazon, Apple, Netflix, dan Alphabet. Saham Amazon bahkan turun hingga 1%.

Pertumbuhan pekerjaan di Amerika Serikat (AS) melambat tajam pada bulan September 2018 kemungkinan karena badai Florence menekan penambahan tenaga kerja di restoran dan ritel.

Namun, tingkat pengangguran AS menurun mendekati level terendah dalam 49 tahun terakhir yakni sebesar 3,7% pada September 2018. Turunnya tingkat pengangguran sekaligus menandakan pengetatan di pasar tenaga kerja AS.

"Tidak diragukan lagi pasar kerja di Amerika Serikat mungkin yang terbaik dalam satu generasi," ujar Russel Price, ekonom senior di Ameriprise Financial Services Incs di Troy, Michigan, seperti dikutip Reuters.

Sementara upah pekerja di AS meningkat, menunjukkan tekanan inflasi yang moderat.

Data ini mendorong tekanan pada imbal hasil obligasi AS benchmark tenor 10 tahun yang naik ke posisi tertinggi yakni 3,248%. Hal ini memberikan tekanan lebih banyak pada saham-saham di bursa Amerika Serikat yang diperdagangkan mendekati rekor tertingginya, sekaligus meningkatkan kekhawatiran tekanan valuasi saham yang lebih tinggi menjelang musim laporan keuangan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Herlina Kartika Dewi