KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Konsistensi bank sentral Jepang di tengah pengumuman kenaikan suku bunga oleh The Fed mampu mengangkat pamor Yen terhadap dollar. Mengutip Bloomberg, harga pasangan USD/JPY bergerak di level 111,2200 atau turun 0,05% pada penutupan perdagangan Jumat (21/12). Analis Asia Tradepoint Futures, Andri Hardianto, mengungkapkan beberapa alasan yang membuat dollar lemah terhadap Yen. Pertama, sentimen di pasar kerap berubah-ubah setelah pengumuman kenaikan suku bunga oleh bank sentral Amerika Serikat, The Fed.
"Pamor Yen sebagai
safe haven bergerak naik. Dollar pun hilang kepercayaan oleh pelaku pasar, sehingga yang dilirik sebagai instrumen aman akhir tahun adalah emas dan Yen," ucapnya kepada KONTAN, Jumat (21/12). Apalagi hari-hari perdagangan tidak lama lagi di penghujung tahun. Pelaku pasar pun memilih untuk mencari portofolio yang lebih aman saat ini. Di samping itu, yield Amerika Serikat di pasar setelah pengumuman kenaikan suku bunga masih inverted. Andri melihat, untuk
yield surat utang AS jangka panjang turun, sedangkan
yield surat utang jangka pendek naik. Itulah yang mempengaruhi pergerakan dollar kian melemah. Sementara dari sisi kebijakan bank sentral Jepang (BOJ) konsisten untuk mempertahankan target suku bunganya di minus 0,1% dan target imbal hasil obligasi tenor 10 tahun sekitar 0% di bawah kebijakan yang dijuluki kontrol kurva imbal hasil (yield curve control/ YCC).
"Dengan bank Jepang yang meyakinkan pasar mengenai tingkat suku bunga, itu sudah sesuai ekspektasi pasar. Selain itu, Jepang juga merupakan negara kreditur terbesar kedua yang banyak memberi utang ke negara-negara lain," tandasnya. Andri pun merekomendasikan sepekan kedepan pergerakan mata uang USD/JPY berada di rentang support 110,46-109,75-108,68. Sementara resistance 112,24-113,31-114,02. Untuk senin (24/12), pasangan mata uang berkisar di rentang 110,93-111,35. Secara teknikal, Andri melihat pasangan mata uang berada diatas garis MA 50, 100 dan 200 yang mengindikasikan untuk jual. Begitu juga dengan indikator RSI yang berada di area 14 mengindikasikan jual. Sementara indikator stochastic cukup netral dan indikator MACD di level negatif 0,30 yang mengindikasikan jual. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Sanny Cicilia