KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Di akhir pekan ini, kurs rupiah ditutup hanya menguat tipis terhadap dollar Amerika Serikat (AS). Sinyal positif dari negosiasi perdagangan antara Amerika Serikat (AS) dengan China memberi energi bagi rupiah. Mengutip data Bloomberg, pukul 16:30 WIB, Jumat (29/3), rupiah berada di level Rp 14.242 per dollar AS atau menguat 0,007% dari posisi sebelumnya, Rp 14.243 per dollar AS. Sementara menurut versi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (JISDOR), rupiah juga ditutup menguat sebesar 0,07% ke level Rp 14.244 per dollar AS. Hari sebelumnya, rupiah versi JISDOR ditutup di posisi Rp 14.255 per dollar AS.
Ekonom Bank Central Asia (BCA) David Sumual mengatakan, pergerakan rupiah sepekan ini banyak terkena imbas atau sentimen eksternal. Selain masih dipengaruhi ancaman resesi ekonomi AS pada awal minggu, rupiah juga diselimuti oleh kasus Brexit yang masih berjalan alot. “Beberapa waktu lalu parlemen Inggris kembali memutuskan untuk menolak usulan Perdana Menteri Inggris, Theresa May, sehingga wacana Brexit keluar dari Uni Eropa harus kembali diundur lagi sampai 22 Mei. Utamanya masih seputar permasalahan ini,” tutur David kepada Kontan.co.id, Jumat (29/3). Tak hanya itu, pergerakan rupiah yang didominasi pelemahan pada pekan ini, menurut David, juga dipengaruhi rilis data klaim pengangguran AS yang lebih rendah dari perkiraan, serta data produk domestik bruto (PDB) AS pada kuartal IV 2018 sesuai perkiraan di level 2,2%. “Pekan ini, sentimen kondisi perekonomian AS secara keseluruhan serta kekhawatiran pasar akibat Brexit masih mendominasi pergerakan rupiah,” tambah David. Sementara hari ini, penguatan rupiah juga terdorong dari kelanjutan perundingan perang dagang AS – China yang dianggap produktif. Walau demikian, David melihat riskan menyandarkan ekspetasi berlebih pada penyelesaian perang dagang. Sebab, analis tersohor Amerika, Larry Kudlow menyebut perundingan ini dapat memakan waktu berminggu-minggu. “Sebenarnya masih simpang siur, negosiasi akan lebih panjang dari yang sudah diekspetasikan,” imbuh David.
Ia menyebutkan, para pelaku pasar juga akan mengantisipasi rilis data indeks keyakinan konsumen dan penjualan rumah baru di AS. Sementara dari sisi rupiah, David menilai tidak hal yang signifikan yang dapat menahan pergerakan pelemahan maupun penguatannya. David menilai, hasil dari rilis data AS malam ini serta kelanjutan perundingan perdamaian antara AS dan China, masih akan mempengaruhi rupiah di awal pekan depan. Ia memprediksikan, pada Senin pekan depan, rupiah akan bergerak di rentang Rp Rp 14.200 per dollar AS – Rp 14.260 per dollar AS. Sementara pada sepekan ke depan, David memprediksi rupiah akan bergerak di rentang Rp 14. 180 per dollar AS – Rp 14.270 per dollar AS. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Khomarul Hidayat