Akhir pekan minyak di level US$ 46 per barel



NEW YORK. Harga minyak menguat tipis pada penutupan perdagangan Jumat (30/6). Ini menandakan tren bullish terpanjang sejak April 2017 setelah menguat pada sesi ketujuhnya berturut-turut di perdagangan Jumat. Namun, harga komoditas ini tetap mencatatkan performa terburuk pada periode setengah tahun pertama sejak 1998. 

Minyak sempat menyentuh harga terendah dalam 10 bulan terakhir pada pekan lalu. Kekhawatiran kelebihan pasokan minyak membuat harga minyak Brent terpangkas 16% sepanjang paruh pertama 2017. Namun penurunan produksi minyak di AS berhasil mengurangi sentimen bearish di pasar.  

Harga minyak West Texas Intermediate (WTI) di bursa Nymex menanjak 2,5% ke level US$ 46,04 per barel pada penutupan perdagangan Jumat (30/6). Dalam sepakan WTI telah menguat 7%. Sementara Brent naik 48 sen ke level US$ 47,90 per barel. Dalam seminggu Brent menguat sebesar 5%. 


Data Purchasing Manager's Index (PMI) China yang bertumbuh di kuartal II membawa angin segar bagi minyak. "Harapannya, permintaan minyak bisa meningkat secara global," ujar Rob Haworth, Senior Investment Strategist Bank Wealth Management.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Rizki Caturini