Akhir pekan, rupiah loyo ke Rp 13.541



JAKARTA. Rupiah diprediksi masih akan melanjutkan pelemahan seiring semakin dekatnya the Fed akan menaikkan suku bunga. Bahkan hingga pertengahan September, rupiah masih akan bergerak fluktuatif cenderung melemah seperti sekarang.

Di pasar spot, Jumat (7/8), posisi rupiah terhadap USD turun 0,09% ke Rp 13.541 dibandingkan hari sebelumnya dan dalam sepekan terakhir harga melemah 0,01%. Begitu juga di kurs tengah Bank Indonesia, rupiah melemah 0,05% ke level Rp 13.536 dibandingkan hari sebelumnya dan dalam sepekan terakhir melemah 0,4%.

Trian Fatria, research and analyst Divisi Tresuri PT BNI Tbk menilai rupiah selama sepekan ini memang cenderung melemah. Pada Jumat (7/8), menurut Trian, rupiah melemah lagi karena pelaku pasar tengah wait and see terhadap rilis data AS mengenai data ketenagakerjaan yang diprediksi bagus sehingga bisa menguatkan indeks dollar AS.


“Jika indeks dollar AS naik lagi, itu bisa mendorong kepercayaan pasar kepada the Fed untuk menaikkan suku bunganya bulan depan,” kata Trian.

Senada dengan Trian, menurut reseach and analyst PT Fortis Asia Futures Sri Wahyudi, setelah dibuka menguat akhirnya rupiah ditutup kembali melemah karena pelaku pasar yang wait and see.

“Melihat data pengangguran AS yang diprediksi stagnan, bisa melemahkan indeks dollar AS dan rupiah berpeluang untuk rebound,” kata Sri.

Sementara itu dari dalam negeri, Sri menyatakan sepekan ini Bank Indonesia (BI) telah melakukan intervensi yang membuat rupiah sampai di level Rp 13.400 –an. Hal ini dilakukan BI agar melemahnya rupiah tidak berlanjut.

Sementara Trian mengatakan bahwa rilis data PDB Indonesia kuartal kedua pada Rabu (5/8) lalu yang tumbuh 4,67% dibandingkan periode sebelumnya menjadi sentimen negatif bagi rupiah

Untuk sepekan ke depan, bahkan sampai pertengahan di September, Trian menduga bahwa rupiah masih akan bergerak fluktuatif cenderung melemah karena minimnya sentimen dari domestik. Begitu juga Sri menduga bahwa tren rupiah jangka panjang masih melemah. Apalagi jika rilis data ekonomi AS pada Jumat (7/8) malam bagus, bisa menopang menguatnya indeks dollar AS untuk prospek kenaikan suku bunga.

“Jika dibandingkan dengan mata uang Asia lainnya, rupiah masih unggul karena pelemahan rupiah bergerak di range terbatas,” ujar Sri.

Oleh karena itu, Sri menduga rupiah sepekan ke depan akan bergerak di kisaran Rp 13.548 – Rp 13.575 dan Trian menduga rupiah akan bergulir di Rp 13.500 – Rp 13.600 per dollar AS.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Yudho Winarto