Akhir pekan, rupiah semakin keok Rp 14.183 / USD



JAKARTA. Akhir pekan, rupiah semakin keok di hadapan dollar Amerika Serikat. Mengacu data Bloomberg, di pasar spot rupiah melemah ke posisi terendah Rp 14.183 per dollar AS atau 0,09% dari sebelumnya Rp 14.170 per dollar AS.

Sementara, mengacu kurs referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (JISDOR) rupiah melemah ke posisi Rp 14.178 per dollar AS atau 0,13% dari sebelumnya Rp 14.160 per dollar AS.

Research and Analyst Fortis Asia Futures Sri Wahyudi menyebut, dominasi faktor eksternal membebani rupiah. Pelaku pasar fokus menunggu data ekonomi AS. Rencananya, Jumat (4/9), data tingkat pengangguran bulanan dan non-farm payroll bakal dirilis. Data ini diperkirakan konsisten membaik.


Indikator ekonomi tersebut bisa memberikan sinyal arah kebijakan suku bunga yang bakal ditempuh The Fed pada FOMC meeting, 16-17 September nanti. Kata Wahyudi, sebagai antisipasi, pelaku pasar memegang dollar AS, sehingga rupiah loyo.

Apalagi, Reny Eka Putri, analis Pasar Uang Bank Mandiri, bilang, dari domestik minim katalis positif. Data cadangan devisa terus  tergerus dan inflasi masih naik. "Kekhawatiran perlambatan ekonomi Indonesia pada tahun ini menjadi kendala utama penguatan rupiah," ujarnya.

Itu sebabnya Reny menduga, rupiah masih rentan melemah. Arah menuju  Rp 14.200 semakin dekat. Fokus pasar kepada pertemuan The Fed akan terus membebani rupiah hingga dua pekan mendatang. Artinya, rupiah masih akan terkikis Meski demikian, tetap ada peluang rupiah untuk menguat terbatas. Dengan catatan, neraca perdagangan bulan Agustus 2015 positif.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Yudho Winarto