Akhir pekan, transaksi obligasi melonjak 174,8%



JAKARTA. Selama penantian hasil pemilu Yunani, akhir pekan lalu, transaksi obligasi di pasar sekunder terbilang marak. Menurut data Penerima Laporan Transaksi Efek (BEI), Jumat (15/6), nilai transaksi perdagangan naik 174,8% dari Rp 2,9 triliun menjadi Rp 7,9 triliun. Lonjakan ini didorong oleh peningkatan aktivitas perdagangan pada surat utang pemerintah.

Sementara itu, total frekuensi perdagangan yang terdiri dari frekuensi perdagangan surat utang pemerintah dan obligasi korporasi pun mengalami kenaikan 84,0% dari 238 transaksi menjadi 438 transaksi.Obligasi pemerintah seri FR0058 masih tercatat sebagai obligasi pemerintah teraktif yang ditransaksikan dengan nilai perdagangan sebesar Rp 1,8 triliun, dengan frekuensi sebanyak 121 transaksi. Obligasi korporasi teraktif ditransaksikan adalah obligasi subordinasi berkelanjutan I Bank Permata Tahap I tahun 2012 (BNLI01SBCN1) dengan total volume sebesar Rp 86 miliar dengan 16 kali transaksi. Menurut Corporate Secretary Indonesia Bond Pricing Agency (IBPA) Tumpal Sihombing, maraknya perdagangan obligasi domestik pada akhir pekan lalu sebenarnya masih dibayangi oleh kekhawatiran mengenai pemilu Yunani. Disinyalir, rebound kali ini, dipicu oleh harga obligasi yang dinilai sudah tergerus cukup dalam beberapa waktu belakangan.

"Ke depannya, investor menantikan juga hasil pertemuan negara-negara kelompok G-20 di Meksiko, pada 18-19 Juni," tambah Tumpal.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Barratut Taqiyyah Rafie