Akhir September, kredit Bank Jatim tumbuh 21%



JAKARTA. Sepanjang sembilan bulan tahun 2014, PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Timur (Bank Jatim) telah menyalurkan kredit mencapai Rp 26,09 triliun. Angka ini naik 21,23% dibandingkan periode yang sama tahun 2013 yang sebesar Rp 21,52 triliun.

Direktur Utama Bank Jatim, Hadi Sukrianto merinci, penyumbang pertumbuhan tertinggi kredit perseroan berasal dari kredit komersial yang mencapai Rp 5,61 triliun. Angka ini tumbuh 28,76%.

Porsi pertumbuhan kredit tertinggi kedua di bank dengan kode saham BJTM ini adalah kredit konsumer, yang tumbuh 19,58% per September 2014. Kredit konsumer yang disalurkan Bank Jatim pada kuartal III-2014 mencapai Rp 16,22 triliun.


Selanjutnya diikuti oleh kredit segmen usaha mikro, kecil dan menengah yang tumbuh sebesar 17,71% menjadi Rp 4,33 triliun. "Peningkatan ini menunjukkan bahwa Bank Jatim selalu mengupayakan pertumbuhan dalam ekspansi kredit," ujar Hadi di Jakarta, Kamis (16/10).

Bank Jatim menargetkan pertumbuhan penyaluran kredit segmen UMKM sebesar Rp 1 triliun setiap tahunnya. Sayang, pertumbuhan penyaluran kredit, diikuti oleh peningkatan rasio kredit bermasalah atau non performing loan (NPL).

Pada September 2014, NPL Bank Jatim menyentuh level 3,34%. Hadi bilang, perseroan terus meningkatkan upaya untuk menurunkan NPL ketingkat yang lebih baik dengan menargetkan NPL pada akhir tahun di level 2,9%.

Menurut Hadi, upaya menurunkan NPL itu dilakukan salah satunya dengan peningkatan collecting kredit yang lebih baik lagi. Ia menambahkan, penyumbang NPL terbesar adalah KUR. Menurutnya, banyak masyarakat yang belum memahami pemberian dan penyaluran kredit KUR, sehingga berimbas pada perbankan.

Hadi bilang, banyak masyarakat yang mengira bahwa KUR yang disalurkan oleh pemerintah melalui perbankan adalah dana hibah, yang tidak perlu dikelola dengan baik dan dikembalikan kepada perbankan. Sehingga, KUR menjadi NPL di perbankan.

"Pada awalnya penyaluran KUR luar biasa besar mencapai Rp 1,7 triliun. Tapi dalam perkembangannya, terdapat masalah. KUR merupakan produk yang bagus untuk masyarakat, namun pelaksanaannya memprihatikan, karena banyak masyarakat yang mengira bahwa ini adalah dana hibah," jelas Hadi.

Karena itu, dalam penyaluran KUR selanjutnya, Bank Jatim terlebih dahulu melakukan evaluasi terhadap persyaratan penyaluran KUR. Selain itu pemberian KUR juga dilakukan dengan lebih selektif.

Lebih lanjut Hadi menambahkan, pertumbuhan kinerja keuangan yang dicatatkan Bank Jatim tidak terlepas dari ekspansi jaringan kantor yang terus bertambah hingga ke daerah-daerah di seluruh Jawa Timur dan sebagian lainnya di Jakarta. Hingga September 2014, jaringan kantor BJTM telah mencapai 1.132 titik layanan yang terdiri dari 1 Kantor Pusat, 42 Kantor Cabang, 145 Kantor Cabang Pembantu, 161 Kantor Kas, 47 Kantor Layanan Syariah, 158 Payment Point, 60 Kas Mobil, 6 Mobil ATM, 511 ATM dan juga 1 CDM.

Selain ekspansi jaringan kantor yang terus ditingkatkan, Bank Jatim juga berekspansi di sektor mikro yang fokus pada sektor UMKM dalam memacu pertumbuhan kinerja. "Kami serius untuk meningkatkan layanan ataupun SDM di unit-unit mikro yang telah beroperasi di tujuh titik wilayah Bank Jatim seperti Surabaya, Sidoarjo, Madiun, Mojokerto, Kediri, Gresik dan Malang," kata Hadi.

Menurut Hadi, ekspansi sektor mikro merupakan salah satu dari banyak peluang yang terbuka di Jawa Timur. Fokus segmen ini, katanya, akan memberikan efek yang positif bagi kinerja Bank Jatim ke depan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Sanny Cicilia