Akhir sesi II, IHSG menembus zona hijau



JAKARTA. Setelah terbenam di zona merah di sepanjang sesi I dan II, sore ini (26/8), Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berhasil menembus zona positif. Mengutip data RTI, indeks berhasil ditutup dengan kenaikan 0,22% menjadi 4.237,73.

Sementara itu, ada 122 saham yang melaju. Sedangkan jumlah saham yang turun sebanyak 167 saham dan 71 saham lainnya diam di tempat. Volume transaksi sore ini melibatkan 5,675 miliar saham dengan nilai transaksi Rp 5,689 triliun.

Secara sektoral, ada lima sektor yang menanjak. Tiga sektor dengan kenaikan terbesar di antaranya: sektor industri dasar naik 3,69%, sektor keuangan naik 1,5%, dan sektor industri lain-lain naik 0,46%.


Sementara di kawasan regional, pergerakan pasar saham terlihat menghijau. Data Bloomberg menunjukkan, pada pukul 17.02 waktu Tokyo, indeks MSCI Asia Pacific melompat 1,7% menjadi 126,90. Padahal, indeks acuan di kawasan regional ini sudah tertekan selama delapan hari berturut-turut hingga Selasa (25/8) kemarin.

Adapun rinciannya, indeks Topix Jepang naik 3,2%, indeks Shanghai Composite China turun 1,3%, indeks Hang Seng Hong Kong turun 0,9%, dan indeks S&P/ASX 200 Australia naik 0,7%.

Adapun indeks Kospi Korea Selatan melaju 2,6% dan indeks Taiex Taiwan naik 0,5%.

Rupanya, keputusan People's Bank of China yang memangkas tingkat suku bunga acuannya sebesar 25 basis poin menjadi 4,6% menjadi sentimen positif pasar Asia pada hari ini. Ini merupakan pemangkasan suku bunga acuan kelima kalinya sejak November 2014 lalu.

Menurut sumber Bloomberg yang tak mau namanya disebut, China tidak melakukan intervensi di pasar saham pada pekan ini seiring adanya perdebatan mengenai dampak intervensi tersebut.

"Pemerintah China tidak memberikan sinyal yang jelas mengenai langkah apa yang akan mereka lakukan. Ini menjadi salah satu alasan mengapa pasar sangat volatil. Mereka tidak yakin ke arah mana pasar akan bergerak," jelas Gary Greenberg, the head of emerging markets Hermes Investment Management kepada Bloomberg TV di London.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Barratut Taqiyyah Rafie