Akhir tahun, bunga kredit bisa naik



JAKARTA. Suku bunga kredit diperkirakan naik pada beberapa bulan ke depan. Selain karena permintaan kredit yang meningkat, likuiditas perbankan yang mengetat juga menjadi salah satu pemicu kenaikan bunga.

Belum lagi, biaya dana bank umum yang juga akan mendapat tekanan dari aturan baru Menteri Keuangan No.53/PMK.05/2017. Aturan ini mengatur tentang perubahan kedua atas PMK No.3/PMK.05/2014 yang menyoal penempatan uang milik negara pada bank umum.

Dalam aturan terbaru, pemerintah bakal meminta batas minimal renumerasi penempatan uang negara dalam denominasi rupiah dari semula sebesar 70% dari suku bunga Bank Indonesia, menjadi 87%. Adapun uang dalam denominasi valas, ditetapkan sebesar 70% dari home currency rate.


Aturan baru itu mulai berlaku sejak diundangkan pada 18 April 2017. Sudah pasti, aturan tersebut akan menambah beban pembayaran bunga bank kepada pemerintah.

Jahja Setiaatmadja, Direktur Utama PT Bank Central Asia Tbk (BCA) memperkirakan, bunga kredit akan beranjak naik sejak kuartal IV 2017 sampai awal kuartal I 2018. Sebab, permintaan kredit perbankan bakal mulai meningkat di kuartal IV mendatang. Karena sektor infrastruktur mulai menarik pinjaman dalam jumlah besar, ujar Jahja kepada KONTAN, Minggu (7/5).

Proyeksi kenaikan bunga deposito di akhir tahun juga akan mempengaruhi pergerakan bunga kredit. Rohan Hafas, Sekretaris Perusahaan Bank Mandiri mengatakan, kenaikan bunga deposito disebabkan karena rasio kredit dibandingkan simpanan (LDR) perbankan sudah cukup tinggi. Sehingga terjadi permintaan kredit yang lebih tinggi, dibandingkan dengan ketersediaan simpanan, ujar Rohan kepada KONTAN, Sabtu (6/5).

Agak berbeda, Taswin Zakaria, Direktur Utama PT Bank Maybank Indonesia Tbk menyatakan, pada tahun ini biaya dana belum banyak turun. Apalagi kalau permintaan kredit tumbuh pada semester kedua nanti, kata Taswin kepada KONTAN, kemarin.

Dia menambahkan, tahun ini bunga kredit justru masih bisa turun, karena faktor kompetisi. Kalau pertumbuhan kredit masih lemah sampai akhir tahun, bank akan saling rebutan dan dampaknya dapat terjadi credit misprice, im buh Taswin.

Pendapat serupa disampaikan Haru Koesmahargyo, Direktur Keuangan PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BRI). Dia bilang, dengan adanya faktor persaingan, suku bunga kredit diperkirakan justru bisa menurun.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Sanny Cicilia