Akhir tahun, harga batu bara bisa toreh rekor baru di kisaran US$125-US$130



JAKARTA. Harga batu bara untuk pengiriman Januari 2011 mencetak rekor tertingginya di ICE Future Newcastle, setelah sebelumnya selama tiga hari berturut mengalami kenaikan. Jumat (17/12) harga batubara mencapai US$ 123,05 per metrik ton. Harga ini mengalami kenaikan sebesar 2,15% dibanding hari sebelumnya yang sebesar US$ 120,4 per metrik ton.Lanang Trihardian Analis Syailendra Capital bilang, pergerakan harga batu bara secara historis memang selalu bagus di akhir tahun."Permintaan batu bara di akhir tahun selalu naik sehingga menaikkan harganya," katanya. Seperti dikutip oleh Bloomberg, Genscape Inc mencatat kosumsi batu bara di Amerika serikat sejak 9 Desember hingga 16 Desember meningkat sebesar 1,4 % dibanding seminggu sebelumnya.Herry Setyawan, analis Indosukses Futures menambahkan kenaikan harga batu bara dipicu tingginya permintaan di Asia, terutama China dan India. Jeffrey Landsberg, Presiden Commodore Research & Consultancy seperti dikutip Bloomberg mengatakan para suplier telah menyewa 19 kapal untuk mengirimkan batu bara ke China sejak 24 November hingga 3 Desember. Jumlah sewa kapal pengiriman tersebut naik sebesar 26,31% dibanding sewa kapal seminggu sebelumnya yang hanya 14 kapal.Faktor cuacaHerry bilang, harga semakin tinggi karena kebutuhan tidak diimbangi oleh produksi yang menurun akibat cuaca. Misalnya saja hujan lebat yang terjadi di Australia. Lanang menambahkan, gangguan cuaca tersebut membuat pergerakan harga batu bara lebih istimewa dari tahun sebelumnya.Menurut biro meteorologi Australia, Negeri Kanguru mengalami masa terbasahnya pada bulan September hingga November. Keith De Lacy pimpinan Macarthur Coal Ltd, produsen terbesar batu bara yang digunakan untuk pembuatan baja, mengatakan produksi batubaranya mengalami penuruan.Herry bilang pengiriman batubara juga terganggu karena ombak yang besar di laut yang menghambat pengiriman batu bara. Misalnya saja pengiriman dari Australia ke China atau dari Indonesia ke pembangkit-pembangkit listrik di Indonesia, dan ekspornya ke Korea dan China. Artic Securities ASA mengatakan tingkat pengiriman turun sebesar 22% pada bulan November dibanding bulan sebelumnya. Penurunan tersebut dialami setelah banjir di Australia mengganggu ekspor batu bara Australia.Dengan faktor tersebut Herry memperkirakan batu bara masih bisa mencatak rekor baru hingga akhir tahun nanti dengan menembus harga US$125-US$130 per metrik ton. Menurutnya kenaikan harga terbatas karena volume transaksi pada akhir tahun kecil. Sedang Lanang melihat pergerakan harga batu bara tidak terlalu fluktuatif. Menurutnya, harga batu bara masih akan memiliki peluang menguat. "Kemungkinan besar, harga batu bara bermain di level sekarang atau lebih tinggi lagi," katanyaMeski kemungkinan batu bara mengalami kenaikan ditopang oleh faktor fundamental, namun Herry mengatakan harga batu bara juga bisa mengalami penurunan mengingat pada akhir tahun biasanya terjadi aksi profit taking. Selain itu menurutnya harga batu bara bisa mengalami penurunan jika dollar Amerika mengalami penguatan. Sebab dia bilang investor yang menanamkan danannya ke batu bara bisa mengalami perpindahan jika dollar Amerika mengalami penguatan. Dia memperkirakan harga batu bara bisa terkoreksi hingga US$115-US$120 per metrik ton.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Editor: Barratut Taqiyyah Rafie