JAKARTA. Pada penghujung tahun beberapa harga komoditi pangan seperti jagung, kakao, lada dan kedelai di bursa berjangka mulai merangkak naik. Permintaan yang meningkat, namun tidak diimbangi dengan suplai merupakan faktor penyebab naiknya harga ini.Maxdeyul Sola, Sekretaris Jenderal Dewan Jagung Nasional (DJN), mengatakan, naiknya harga berbagai komoditi seperti jagung karena konsumsi masyarakat Eropa dan Amerika meningkat. "Menjelang Natal dan Tahun Baru, banyak aktifitas masyarakat yang menghabiskannya untuk perjamuan makan," terang Sola, kemarin (23/12).Pada perdagangan di bursa CBOT (Chicago Board of Trade) harga Jagung berjangka untuk kontrak pengiriman Maret 2012 mengalami kenaikan sebesar 2,43% dari US$ 6,01 per brushel (1/12) menjadi US$ 6,16 per bushel.Sola menambahkan, tren naiknya harga Jagung ini juga diakibatkan kenaikan harga minyak mentah dunia. Berdasarkan data Bloomberg, harga minyak terus mengalami peningkatan sejak pertengahan bulan Desember. Hingga tanggal (23/12), harga minyak bertengger di posisi US$ 99,68 per barel, naik 2,35% dibandingkan harga rata-rata tahun ini yang hanya US 97,39 per barel.Ketua Asosiasi Industri Kakao Indonesia (AIKI), Peter Jasman, menambahkan, musim dingin yang mulai melanda kawasan Eropa dan Amerika mengakibatkan konsumsi cokelat menjadi meningkat. Mengutip data Bloomberg, harga kakao mengalami peningkatan 7,1% dibandingkan awal bulan ini. Jika awal bulan ini harga kakao hanya US$ 2.067 per ton, Kamis (22/12) harga kakao meningkat menjadi US$ 2.215 per ton.Peter bilang, meski harga kakao mengalami peningkatan di akhir tahun, namun harga ini jauh lebih rendah dibandingkan awal tahun ini. "Walau kenaikannya tidak signifikan, namun kenaikan ini akan terjadi seiring dengan musim dingin yang terjadi," tambahnya.Namun Benny Kusbini, Ketua Dewan Hortikultura Indonesia, mengingatkan jika tren penurunan harga kemungkinan akan kembali terjadi memasuki pertengahan tahun depan.Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Akhir tahun, harga komoditi merangkak naik
JAKARTA. Pada penghujung tahun beberapa harga komoditi pangan seperti jagung, kakao, lada dan kedelai di bursa berjangka mulai merangkak naik. Permintaan yang meningkat, namun tidak diimbangi dengan suplai merupakan faktor penyebab naiknya harga ini.Maxdeyul Sola, Sekretaris Jenderal Dewan Jagung Nasional (DJN), mengatakan, naiknya harga berbagai komoditi seperti jagung karena konsumsi masyarakat Eropa dan Amerika meningkat. "Menjelang Natal dan Tahun Baru, banyak aktifitas masyarakat yang menghabiskannya untuk perjamuan makan," terang Sola, kemarin (23/12).Pada perdagangan di bursa CBOT (Chicago Board of Trade) harga Jagung berjangka untuk kontrak pengiriman Maret 2012 mengalami kenaikan sebesar 2,43% dari US$ 6,01 per brushel (1/12) menjadi US$ 6,16 per bushel.Sola menambahkan, tren naiknya harga Jagung ini juga diakibatkan kenaikan harga minyak mentah dunia. Berdasarkan data Bloomberg, harga minyak terus mengalami peningkatan sejak pertengahan bulan Desember. Hingga tanggal (23/12), harga minyak bertengger di posisi US$ 99,68 per barel, naik 2,35% dibandingkan harga rata-rata tahun ini yang hanya US 97,39 per barel.Ketua Asosiasi Industri Kakao Indonesia (AIKI), Peter Jasman, menambahkan, musim dingin yang mulai melanda kawasan Eropa dan Amerika mengakibatkan konsumsi cokelat menjadi meningkat. Mengutip data Bloomberg, harga kakao mengalami peningkatan 7,1% dibandingkan awal bulan ini. Jika awal bulan ini harga kakao hanya US$ 2.067 per ton, Kamis (22/12) harga kakao meningkat menjadi US$ 2.215 per ton.Peter bilang, meski harga kakao mengalami peningkatan di akhir tahun, namun harga ini jauh lebih rendah dibandingkan awal tahun ini. "Walau kenaikannya tidak signifikan, namun kenaikan ini akan terjadi seiring dengan musim dingin yang terjadi," tambahnya.Namun Benny Kusbini, Ketua Dewan Hortikultura Indonesia, mengingatkan jika tren penurunan harga kemungkinan akan kembali terjadi memasuki pertengahan tahun depan.Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News