Akhir tahun, pergerakan rupiah stabil



JAKARTA. Jelang pergantian tahun, rupiah masih tidak berdaya di hadapan kejayaan dollar Amerika Serikat (AS). Mengutip Bloomberg, di pasar spot, Kamis (29/12), valuasi rupiah tergelincir 0,08% menjadi Rp 13.471 per dollar AS.

Bank Indonesia (BI) juga mencatat kurs tengah rupiah tergerus 0,19% ke Rp 13.473 per dollar AS.

Analis Pasar Uang Bank Mandiri Rully Arya Wisnubroto menjelaskan, pelemahan rupiah terjadi lantaran minimnya sentimen jelang akhir tahun. Padahal, data ekonomi baru di AS tidak terlalu oke. Penjualan rumah di bawah kontrak di AS turun 2,5% di November. Bulan sebelumnya, penjualan naik 0,1%.


"Selain itu ada banyak permintaan dollar AS menjelang akhir tahun," ujar dia.

Dari dalam negeri juga belum ada data maupun isu yang dapat menopang laju rupiah. Data ekonomi Indonesia teranyar baru akan dirilis pekan depan, yakni data inflasi.

Analis SoeGee Futures Nizar Hilmy menambahkan, rupiah sebenarnya cenderung bergerak stabil. Bahkan, sepanjang bulan Desember, rupiah menguat 0,6%. Laju rupiah bulan ini pun lebih baik ketimbang bulan November, yang ambruk hingga 3,8%.

"Setelah kenaikan suku bunga The Fed di pertengahan Desember, ada sedikit penguatan pada rupiah," jelas dia.

Penopang pergerakan rupiah ke depan berasal dari penerimaan dana amnesti pajak. Selama periode pertama dan kedua, amnesti pajak berhasil menghimpun pemasukan hingga Rp 105 triliun. Meski di bawah target Rp 150 triliun, pencapaian ini cukup membantu rupiah.

"Cadangan devisa dalam negeri juga masih cukup untuk membantu ketersediaan likuiditas," imbuh Nizar.

Tambah lagi, Fitch Ratings menaikkan outlook peringkat utang Indonesia. Untuk pergerakan hari ini (30/12), Nizar memprediksi rupiah tetap stabil dan bergerak di kisaran Rp 13.450-Rp 13.500 per dollar AS.

Sementara Rully memperkirakan rupiah berada akan bergerak di kisaran Rp 13.425-Rp 13.485 per dollar AS dengan kecenderungan menguat.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Barratut Taqiyyah Rafie