Akhirnya, pembangunan PLTU Batang dimulai besok



JAKARTA. Proses konstruksi proyek Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Batang berkapasitas 2x1.000 Megawatt (MW) akan dimulai pada Jumat (28/8) esok. Proses construction kick off ini rencananya akan dihadiri oleh Presiden Joko Widodo.

Mohammad Effendi, Presiden Direktur PT Bhimasena Power Indonesia (BPI) mengatakan, kegiatan construction kick off tersebut akan menjadi langkah awal bagi pembangunan PLTU Batang.

"Proses pembangunan PLTU Batang sangat positif. Kami sangat mengapresiasi kerjasama dan dukungan dari pemerintah pusat, PLN, Gubernur Ganjar Pranowo, Bupati dan masyarakat Batang," kata Effendi dalam keterangannya, Kamis (27/8).


Proyek PLTU Batang akan berada di tiga desa yaitu Ponowareng, Ujungnegoro dan Karanggeneng yang berlokasi di Kecamatan Tulis dan Kandeman, Batang. Total luas lahan PLTU Batang sebesar 226 hektare (ha).

Saat ini  terdapat sekitar 12,5 ha lahan yang masih dalam tahap pembebasan. Untuk menuntaskan pembebasan lahan, pemerintah kini telah memulai penggunaan UU No 2 Tahun 2012 tentang Pengadaan Tanah Bagi Pembangunan Untuk Kepentingan Umum.

Sesuai UU tersebut, Gubernur Jawa Tengah telah melakukan penetapan sisa lahan PLTU Batang. Selanjutnya pada 31 Juli 2015, BPN telah mengumumkan daftar inventarisasi tanah yang berisi pemilik dan luasan tanah di tiga desa tersebut.

Mengacu pada UU No 2 tahun 2012, pembebasan sisa lahan PLTU Batang tidak perlu menunggu keputusan pengadilan. Pasalnya negara punya kewenangan untuk memaksa pemilik lahan mengembalikan aset tanahnya ke negara.

Sebagai kompensasi, pemilik tanah akan menerima dana pengganti yang besarnya disesuaikan dengan luas tanah dan ditetapkan oleh badan independen.

Effendi memastikan bahwa investor memiliki komitmen yang sangat tinggi untuk menyelesaikan proyek ini. Kenaikan nilai tukar rupiah juga tidak mempengaruhi rencana pembangunan PLTU Batang.

"Investasi di PLTU Batang menggunakan dollar AS, jadi aman-aman saja," ujarnya.

Untuk membangun PLTU Batang, BPI yang merupakan konsorsium tiga perusahaan yaitu Adaro Energy Tbk, J-Power dan Itochu Corporation, telah mendapatkan komitmen pendanaan senilai US$ 4 miliar. Dengan sumber pendanaan yang efisien, harga listrik kepada PLN menjadi sangat kompetitif.

"Dengan sumber pendanaan yang efisien dan harga listrik yang kompetitif, masyarakat dan pelaku usaha tentu akan sangat diuntungkan. Kami berharap pembangunan PLTU Batang dapat berjalan lancar setelah construction kick off dimulai," imbuhnya.

Proyek PLTU Batang akan dibangun dan dikelola oleh BPI yang merupakan konsorsium tiga perusahaan dengan   komposisi saham di proyek ini adalah PT Adaro Energy 34%, J-Power 34%, dan Itochu Construction 32%.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Hendra Gunawan