Akhirnya, Pemerintah dan DPR Sepakati Asumsi Dasar RAPBN



JAKARTA. Akhirnya, pemerintah dan Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) menyepakati asumsi dasar Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (RAPBN) 2009. Kesepakatan terakhir terjadi pada rapat Panitia Anggaran DPR, Rabu (24/9).

Pada rapat tersebut, pemerintah, DPR, dan Bank Indonesia meraih kata sepakat untuk pertumbuhan ekonomi tahun depan, yakni 6,3%. Berarti, usulan ini lebih tinggi 0,1% dari usulan pemerintah dalam nota keuangan 2009.

Selain itu, kata Wakil Ketua Panitia Anggaran DPR Harry Azhar Azis, hasil harmonisasi RAPBN 2009 sepakat memutuskan target inflasi tahun depan hanya 6,2%. Angka ini turun 0,3% dari usulan pemerintah dan BI. "Sedangkan kesepakatan asumsi nilai tukar rupiah untuk tahun depan itu Rp 9.150 per US$ 1 atau lebih tinggi Rp 50 dari usulan pemerintah," ucap Harry.


Mengenai tingkat suku bunga Sertifikat Bank Indonesia (SBI) tiga bulan, rapat panitia anggaran menyepakati angka yang lebih rendah 0,5% dari usulan pemerintah yang mencapai 8,5%. Meski sebenarnya, BI menilai asumsi suku bunga SBI 8,5% sudah cukup realistis.

Untuk asumsi target harga minyak, ada yang menarik. Rapat Panitia Anggaran DPR menyepakati asumsi harga minyak mentah (Indonesia Crude Price, ICP) sebesar US$ 95 per barel. 

Kesepakatan ini berarti lebih rendah US$ 50 per barel dari kesepakatan awal pemerintah dengan DPR, sebesar US$ 145. Walau harga minyak dunia mulai naik lagi, pemerintah dan DPR yakin harga tidak segila tahun ini.

Adapun asumsi lifting minyak tahun 2009 naik 10.000 barel per hari (bph) menjadi 960.000 bph. Padahal, sebelumnya pemerintah hanya berani memasang target lifting 950.000 bph.

Asumsi dasar RAPBN 2009 mendapat tambahan dua variabel tambahan, asumsi lifting gas dan target produksi batubara. Asumsi lifting gas sebesar 7.526,3 MMSCFD dan target produksi batubara sebesar 250 juta ton. "Dengan asumsi dasar seperti itu maka disepakati kalau asumsi produk domestik bruto tahun depan mencapai Rp 5.309 triliun," sambung Harry.

Dia menjelaskan, pendapatan dan belanja negara tahun depan mencapai Rp 1.027 triliun. Belanja negara diperkirakan mencapai Rp 1.119 triliun. Jadi, defisit RAPBN pada tahun depan sekitar 1,7% dari PDB atau senilai Rp 91,77 triliun.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Test Test